Perjalanan Hidup Jenderal Soedirman di Tlatah Banyumas Raya

Telisik107 Dilihat
WPAP Jenderal Soedirman terpasang di Jalan Jenderal Soedirman Purwokerto, beberapa waktu lalu. Banyumas kehilangan salah satu tokoh WPAP di Hari Pahlawan. RIP Blendonk. (Aris Andrianto/Purwokertokita.com)
WPAP Jenderal Soedirman terpasang di Jalan Jenderal Soedirman Purwokerto, beberapa waktu lalu. Banyumas kehilangan salah satu tokoh WPAP di Hari Pahlawan. RIP Blendonk. (Aris Andrianto/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Indonesia memperingati 10 November sebagai Hari Pahlawan. Tanah Panginyongan, Banyumasan, Ngapak atau apapun namanya, punya satu nama pahlawan besar, Jenderal Soedirman. Namanya diabadikan hampir di semua jalan di Indonesia. Purwokertokita.com mencoba mengulas perjalanan hidupnya saat Soedirman lahir di Purbalingga hingga besar di Cilacap. Berikut tulisan pertama dari beberapa seri tulisan.

Soedirman lahir di Dukuh Rembang, Desa Bantar Barang Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga. Letak desa ini sekitar 30 kilometer dari pusat Kota Purbalingga. Bisa ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit.

Luas kompleks Monumen Kelahiran Jenderal Soedirman sekitar 3,5 hektare. Namun yang digunakan untuk bangunan duplikat rumah, perpusatakaan umum, museum, dan masjid hanya sekitar 5.000 meter persegi.

Di bagian depan monumen, ada tanah lapang yang cukup luas. Di bagian depan lapangan, ada dua buah meriam yang mengapit sebuah panser. Ketiganya dipagar besi warna hijau.

Monumen tersebut dipagar keliling. Pengunjung yang ingin masuk ke dalam monumen harus membayar tiket masuk Rp 2.000. Setelah pintu masuk, ada tembok yang berisi relief tentang perjalanan hidup Soedirman sejak lahir hingga ia meninggal dunia.

Menurut Tohar, 56 tahun, penjaga monumen tersebut, monumen dibangun tahun 1976 dan setahun kemudian selesai pembangunannya. “Bentuk rumah disesuaikan dengan bentuk rumah asli Wedana Tjokrosunaryo,” katanya.

Aris Andrianto

Tinggalkan Balasan