Purwokertokita.com – Sebanyak 46 karya dari 18 perupa Banyumas dipajang di Galeri Seni Kampoeng Maen, Jalan Raya Baturraden Kilometer 7 Baturraden, Banyumas dalam Pameran Seni Rupa “Banyumas Tiga Zaman” yang berlangsung 31 Maret-30 April 2019. Para perupa dari lintas generasi ini mengusung berbagai aliran, di antaranya realisme, naturalis, kaligrafi, futurisme, dekoratif, surealis dan sebagainya.
Koordinator Pameran, Nugroho Pandhu Sukmono menyebutkan, pameran ini menjadi upaya untuk merintis jalan sekaligus membangkitkan seni rupa di Banyumas. Dia mengatakan, pada era 1970-1980, Jalan Jenderal Soedirman Sokaraja menjadi galeri terpanjang se-Asia Tenggara.
“Galeri yang terkenal dengan lukisan pemandangan alam itu menjadi tempat tujuan wisatawan, sehingga dikenal dengan istilah “jujugan” atau diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti tujuan,” kata Nugroho.
Namun, menurut Nugroho, kejayaan lukisan Sokaraja kini hanya tinggal kenangan. Saat ini hanya tersisa dua galeri saja.
“Jalan raya menuju kawasan wisata Baturraden sudah cukup dikenal menjadi tujuan wisatawan, kami ingin kembali menghidupkan konsep-konsep pada masa itu untuk dialihkan di Galeri Seni Kampoeng Maen,” ujar Nugroho.
Nugroho menyampaikan, Pameran Seni Rupa “Banyumas Tiga Zaman” menjadi titik awal untuk membangkitkan kembali kejayaan seni rupa di Banyumas. Peserta pameran sendiri berasal dari tiga generasi, ada yang berusia lebih dari 60 tahun, kelompok usia menengah dan generasi perupa milenial yang sebagian bahkan baru pertama kali mengikuti pameran.
Pemilik Kampoeng Maen, Guno Purtopo mengatakan, dengan adanya Galeri Seni Kampoeng Maen, baik kesenian maupun pariwisata semuanya bisa maju bersama, karena semakin banyak yang berkegiatan seni akan turut meramaikan Banyumas. Pelukis di Banyumas dibolehkan untuk memajang dan memamerkan karyanya di Galeri Seni Kampoeng Maen.
“Dengan adanya Galeri Seni Kampoeng Maen, segala bentuk kesenian Banyumas bisa di sini, nanti jadi satu galeri seni dan menjadi satu destinasi wisata baru,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga Pariwisata dan Kebudayaan (Dinporabudpar) Banyumas, Asis Kusumandani mengatakan, konsep galeri seni yang dihadirkan Kampoeng Maen cukup menarik. Ke depannya, galeri ini harus dikemas dan memiliki daya jual agar menarik wisatawan.
“Perlu ada inovasi agar menjadi daya tarik baru bagi wisatawan. Seni budaya yang menghasilkan produk-produk kreatif merupakan pendukung pariwisata yang memiliki nilai lebih,” ujar Asis. (YS)