PURWOKERTOKITA.COM, WONOSOBO – Jalan menuju Alun-alun Wonosobo penuh sesak oleh kendaraan pada Minggu, 30 April 2023 yang lalu. Para pengendara ini rela berjejal demi bisa menyaksikan Wonosobo Ballon Culture Festival.
Festival balon udara telah menjadi budaya di Wonosobo. Biasanya, event yang dikemas dengan nama Wonosobo Ballon Culture Festival ini digelar dekat dengan momen Idulfitri. Tahun festival balon udara dikemas dalam festival mudik 2023 yang dirangkai dalam beberapa kegiatan.
Festival mudik digelar selama tujuh hari, Festival Mudik 2023 dimulai sejak tanggal 23 April yang lalu. Diawali dengan Kembaran Balloon Culture Festival dan ditutup dengan Wonosobo Balloon Culture Festival.
Festival Mudik lebih fokus pada kegiatan penerbangan balon udara tradisional yang ditambatkan, sebagai tradisi yang telah lama ada dan berkembang di masyarakat Wonosobo.
“Tahun ini digelar rangkai acara festival mudik 2023 guna menyambut para pemudik dan wisatawan yang datang ke Wonosobo, yaitu penyelenggaraan festival balon udara tradisional yang digelar selama tujuh hari di beberapa lokasi dengan cara ditambatkan,” kata Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat saat acara puncak festival mudik, Minggu (30/4/023) di Alun-alun Wonosobo.
Lebih lanjut Afif menekankan, balon udara merupakan bagian dari sejarah, warisan dan tradisi dari masyarakat Wonosobo yang harus dilestarikan. Pasalnya, festival ini bagian dari seni yang butuh keahlian khusus sehingga tidak semua orang mampu menguasainya.
“Selain sebagai hiburan untuk masyarakat, festival balon udara ini juga sebagai upaya kita untuk menjaga kelestariannya, sehingga setiap perayaan HUT Kabupaten Wonosobo dan Hari Raya Idul Fitri wajib selalu ada, kelak bisa dikembangkan menjadi ekonomi kreatif. Saya berharap festival seperti ini mampu menarik wisatawan tidak hanya lokal, nasional akan tetapi internasional,” ujarnya.
Gelaran festival balon udara tambat 2023 di Wonosobo juga sudah mendapatkan izin kementrian perhubungan dan dukungan dari Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia.
Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi AirNav Indonesia Bambang Rianto menyampaikan, dukungan ini sebagai bukti tanggung jawab dan keseriusan AirNav Indonesia dalam meningkatkan keselamatan pelayanan navigasi penerbangan dan menjadikan tradisi masyarakat sebagai ajang festival bertaraf internasional.
“Pelepasan balon udara tradisional yang tidak ditambatkan membahayakan keselamatan penerbangan. Untuk itu, AirNav bersama dengan Kementerian Perhubungan, Pemkab dan TNI Polri rutin melakukan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya balon udara baik dalam bentuk spanduk, baliho, dan video,” terang Bambang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Wonosobo Agus Wibowo menambahkan, festival balon udara ini merupakan festival balon udara hari kedelapan atau puncaknya. Dimana, peserta terbaik pada festival balon udara sebelumnya dilombakan lagi di Alun-alun Wonosobo ini.
“Festival balon udara ini sudah digelar sejak tanggal 23 April kemarin di lokasi yang berbeda, oleh komunitas Ballon Udara, Masyarakat desa, Pemkab bahkan organisasi keagamaan seperti Ansor Banser dan lainya. Nah kita ambil 30 peserta terbaik untuk dilombakan di Alun-alun Wonosobo ini,” ungkap Agus kepada media.
Lanjut Agus, perhelatan ini menjadi puncak dari rangkaian acara balon udara yang berlangsung di berbagai lokasi di Wonosobo selama delapan hari terakhir. Seperti biasanya, Festival Balon Udara digelar rutin saat Lebaran atau di bulan Syawal kalender Hijriah. Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pentas kesenian tradisional, seperti pertunjukan kuda lumping, tari lengger, dan bazar kuliner tradisional.
“Ada aturan yang wajib dipatuhi para peserta. Salah satunya adalah balon udara wajib ditambatkan dengan tiga tali dan tinggi maksimal 150 meter, agar balon udara ini tidak terbang liar hingga mengganggu penerbangan,” tegasnya.