Sebagai wong Banyumasan, tentu paham dengan sejumlah istilah yang memang khas dan tidak ditemukan di belahan dunia manapun. Ada yang menyebutnya bahasa Ngapak. Penggunaan istilah Ngapak sendiri oleh orang Banyumas banyak yang tidak setuju. Alasannya, merendahkan orang Banyumasan.
Emang sih, kalau ada orang Banyumas pergi ke luar kota dan menggunakan bahasa ibunya, pasti akan ditertawakan. Mungkin sebenarnya mereka senang dan terhibur karena logatnya yang lucu. Apa itu sebuah penghinaan?
Ya sudah lah ya, daripada ribut istilah Ngapak atau Banyumasan, yuks kenali beberapa istilah Banyumasan yang sampai saat ini masih eksis. Cintailah bahasa ibumu seperti kamu mencintai kenangan dengan mantanmu, eh.
1. Kencot
“Yuh madang wis kencot koh, sedina med urung kelebon sega kiye”
Kencot merupakan istilah untuk keadaan yang lapar sangat. Sengaja kata sangat diletakkan di belakang kata lapar untuk menggambarkan kondisi tidak makan tujuh hari tujuh malam. Orang Banyumas menggunakan istilah Kencot ini jika memang sudah memasuki waktu makan.
2. Gutul
“Suwe temen deneng, ket mau urung gutul. Jere wis otw ket mau”
Istilah gutul atau butul ini biasanya dipakai untuk menjelaskan sudah sampai lokasi atau mempertanyakan posisi dimana. Mungkin kalau anak muda sekarang cukup dengan kata, posisi? Yang biasanya akan dijawab, 69. Hadeeh.
3. Lombo
“Sumpah busung ko ora lombo?”
Kata lombo ini menarik, bisa berarti bohong juga bisa berarti loyo atau tidak bergas waras. Plis bedain sama lombok ya…itu cabe.
4. Mulur
“Karete kuwe mulur dawa temen ya”
Mulur digunakan untuk menjelaskan suatu benda yang bisa ditarik lebih panjang. Seperti karet, permen karet, pengaman karet, pokoknya yang terbuat dari karet deh.
5. Mbadog
Jangan sekali-kali kamu gunakan istilah ini kepada orang yang lebih tua. Atau kamu akan dibalang sendal, eh dilempar sandal. Mbadog itu istilah slank kepada teman, maksudnya untuk bercandaan. Setara dengan istilah makan.
Selain mbadog, ada itilah lain yang juga sebenarnya kasar dan hanya cocok untuk becandaan teman satu geng. Seperti, notol, nyucuk, nyekek, dll. Dont use this at home ya bro.
6. Kaya Kuwe
“Ko aja kaya kuwe”
Sebenarnya istilah ini sudah dialihbahasakan oleh Syahrini menjadi, seperti itu…Kalau ngga percaya, coba cek deh di layanan sticker milik Line.
Kaya kuwe merupakan penegasan akan sesuatu. Bukan sesuatu banget seperti kata Syahrini. Yaelah Syahrini lagi. Biasanya frasa ini diletakkan di akhir kalimat. Seperti, “Ko aja ngeling-ngeling kenangan lawas terus, mengko ora bisa move on. Kaya kuwe”
7. Sumpah Busung.
Mungkin ini sumpah paling meyakinkan setelah sumpahnya Patih Gajah Mada yang terkenal dengan Sumpah palapa itu. Kebanyakan sumpah ini digunakan untuk meyakinkan orang lain seperti pacar yang menuduhmu selingkuh. Contohnya, “Sumpah busung yakin inyong ora selingkuh. Anu kanca cilik tok,”
Bagi para cewe, jangan mudah percaya kalau cowomu mengucapkan sumpah sakti ini. kemungkinannya, 90 persen bohong dan 10 persen sisanya dia sedang tidak jujur.
Oke, itu baru tujuh istilah ngapak yang saat ini masih eksis. Kalau ada tambahan bisa ditulis di kolom komentar. Nanti akan ditayangkan di episode selanjutnya. Salam ngapak, ora ngapak ora kepenak.
Aris Andrianto