Lebih Awal dari Era Wali Sanga
Purwokertokita.com, Purbalingga – Kisah masuknya agama Islam ke Purbalingga memiliki sejarah yang panjang. Hal ini terekam dalam babad “Cariyosipun Redi Munggul” yang menjadi sumber sejarah keberadaan Perdikan Cahyana, daerah yang kini menjadi bagian dari wilayah Purbalingga.
Dari babad ini, terungkap Purbalingga mengenal Islam jauh sebelum era Wali Sanga. Perdikan Cahyana menjadi pusat penyebaran Islam yang diakui oleh Demak, Kesultanan Islam di Jawa.
“Raden Patah, sultan pertama Demak, memberikan ‘Serat Kekancingan’ yang mengakui Cahyana sebagai daerah perdikan bebas pajak,” ujar Gunanto Eko Saputro, penulis sejarah saat Ngaji Bareng bertema “Cerita Cinta dan Penyebaran Islam di Purbalingga”, Jumat malam (30/4/2021).
Raden Patah memberikan Serat Kekancingan itu kepada Syech Makdum Wali Perkasa atas jasanya dalam membangun Kesultanan Demak.
“Syech Makdum Wali Perkasa membuat ‘saka tatal’ Masjid Agung Demak yang legendaris bersama Sunan Kalijaga,” kata Gunanto.
Syeh Wali Perkasa merupakan canggah atau keturunan keempat dari Pangeran Munding Wangi yang merupakan pendiri Cahyana. Pada babad itu diceritakan Raden Mundingwangi merupakan pangeran dari Kerajaan Pajajaran yang menghindari hiruk-pikuk kehidupan istana dan menyepi di pedalaman.
Dalam pengembaraannya, Munding Wangi bertemu tokoh Islam berjuluk Syekh Atas Angin. Pertemuan dengan ulama besar itu mengantarkan Munding Wangi pada agama Islam.
Setelah memeluk Islam, ia berganti nama menjadi Syeh Jambu Karang. Syech Jambu Karang kemudian menikahkan anaknya, Rubiah Bekti, dengan Syech Atas Angin.
Mereka menurunkan tiga orang putra dan dua orang putri yaitu Syekh Makhdum Husein (Makamnya di Desa Rajawana, Karangmoncol Purbalingga), Syekh Makhdum Madem (makamnya di Cirebon), Syekh Makhdum Omar (makamnya di Pulau Karimun Jawa), Nyai Rubiah Raja (makamnya di Ragasela, Pekalongan), Nyai Rubiah Sekar (dimakamkan di Jambangan, Banjarnegara).
Syekh Makhdum Husen kemudian berputra Syekh Makdum Jamil yang menurunkan dua putra yaitu Syekh Makdum Tores (dimakamkan di Bogares, Tegal) dan Syekh Makdum Wali Prakosa (dimakamkan di Masjid Besar Pekiringan, Karangmoncol Purbalingga).
“Berdasarkan cerita tersebut, Islam berarti sudah masuk sejak era Syeh Jambu Karang yang berdasarkan berbagai sumber hidup pada era 1100 masehi,” katanya.