Purwokertokita.com – Setelah dibuka dengan pendakian massal ruwatan ke Gunung Slamet pada 10-11 September lalu, rangkaian kegiatan Festival Baturraden 2018 disiapkan mulai 29-30 September mendatang.
Festival Baturraden yang diselenggarakan oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas dan Paguyuban Masyarakat Pariwisata Baturraden (PMPB) serta 12 desa penyangga Baturraden ini, tetap mempertahankan ikon acara puncak Grebeg Sura.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas, Saptono Supriyanto mengatakan, pada puncak rangkaian acara akan digelar wayang ruwat dan Grebeg Suran pada 30 September.
Saptono menambahkan, pada prosesi ruwatan bumi, masyarakat dari 12 desa penyangga Baturraden serta para pelaku wisata juga akan menampilkan pawai kesenian dan membawa tenong.
“Pawai ini mengawal gunungan hasil bumi yang akan diperebutkan di sekitar komplek Lokawisata Baturraden,” ujarnya, Jumat (14/9).
Selain itu, masih ada tradisi larung sesaji dan ziarah ke situs Baturraden. Hiburan lainnya yakni pentas wayang dan lengger akan digelar selama sehari penuh.
“Ada beberapa usulan lain yang masih dipertimbangkan seperti balap badheg dan atraksi kitiran. Itu akan dibahas pekan depan,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua PMPB, Supriyono mengatakan, awalnya grebeg sura Baturraden digelar oleh PMPB sejak tahun 2001. Namun, belakangan dimasukkan dalam salah satu kegiatan dinas.
Pada Festival Baturraden 2018 kali ini, dia menilai persiapannya terlalu mepet, sehingga dikhawatirkan hasilnya tidak akan maksimal.
“Idealnya, sebuah event besar harus dipersiapkan sejak tiga bulan sebelumnya. Ini hasilnya tidak maksimal. Tapi kami tetap akan mendukung acara tersebut,” katanya. (NS/YS)