Desa Glempang Pekuncen Terancam Banjir Bandang Akibat Sumbatan Sungai Arus

Peristiwa823 Dilihat
Material Longsoran di Sungai Arus (Foto: Heriana Ady/Purwokertokita.com)
Material Longsoran di Sungai Arus (Foto: Heriana Ady/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Dua dusun di Desa Glempang Kecamatan Pakuncen Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah terancam banjir bandang lantaran tersumbatnya sungai Arus di bagian hulu. Dua dusun itu yakni, Dusun Kali Sawen dan Kali Manggis. Selain itu, ratusan warga setempat tidak bisa menggunakan air sungai Arus karena berwarna keruh.

“Padahal, warga setempat amat bergantung pada aliran sungai ini. Mereka melakukan kegiatan sehari-hari (MCK) di aliran sungai itu. Alirannya mengecil dan berwarna keruh,” kata Komandan Taruna Tanggap Bencana (Tagana) Kabupaten Banyumas, Heriana Ady Chandra, Kamis (29/12).

Heriana mengungkap, setelah ditelusuri ternyata aliran Sungai Arus tersumbat oleh longsoran tebing di bagian hulu. “Kami telah melakukan upaya pembersihan di bagian yang tertutup material longsoran tersebut begitu mendapat laporan dari masyarakat bahwa sungai Arus mengalir kecil dan berair keruh,” jelasnya.

Akakn tetapi, pembersihan tersebut tidak bisa dilakukan secara total. Sebab, diperlukan alat berat dan lebih banyak relawan untuk membersihkan material longsoran dan material yang menyumbat. “Sungai sudah bisa mengalir meski belum maksimal. Masih perlu penanganan lebih lanjut,” ujarnya.

Dia khawatir Sungai tersumbat kembali. Pasalnya hingga saat ini tebing yang mengapit sungai ini masih terus longsor. Jika sampai tersumbat dan terjadi hujan lebat, sumbatan tersebut bisa jebol dan menghantam dua dusun terdekat.

“Itu tebing, kanan kiri itu longsoran semuanya. Jadi kalau terkena hujan nanti itu bisa longsor kembali. Mengingat tebingnya sangat tinggi, kurang lebih mencapai 150 meter ketinggiannya. Sedangkan panjang longsoran tersebut mencapai 300 meter, di kanan kiri sungai tersebut,” bebernya.

Selain mengancam dua dusun, sementara ini air tidak bisa dimanfaatkan untuk keperluan warga. Sebab, air masih mengalir keruh. Kata Chandra, itu adalah tanda-tanda bahwa di Sungai Arus masih ada sumbatan berupa tanah dan pepohonan yang melintang.

“Kalau itu sampai terbendung dengan volume yang besar, katakanlah menutup aliran sungai tersebut, otomatis akan berdampak pada Dusun Kali Manggis dan Kali Sawen,” ungkapnya.

Lebih lanjut Heriana Ady mengemukakan, diperlukan penanganan menyeluruh untuk membuang seluruh material yang menyumbat. Tetapi, dia mengakui bahwa itu bukan pekerjaan yang mudah. Sebab, titik longsoran hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. Perlu waktu setidaknya 4 jam untuk sampai ke lokasi yang terletak di petak 47 Wilayah Perhutani.

“Kami juga sudah melakukan sosialisasi ke warga dua dusun tersebut. Jika terjadi hujan lebat, warga diminta untuk tidak beraktifitas di Sungai. Begitu pula, jika Sungai Arus berhenti mengalir lagi, warga diminta untuk segera melapor ke pemerintah desa untuk dilakukan penanganan tanggap darurat,” tegasnya.

Heriana Ady menambahkan, pihaknya saat ini juga masih berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas, Pemerintah Desa, serta Perhutani untuk penanganan lebih lanjut.

Tinggalkan Balasan