Sapi Impor Akan Diangkut dengan Kereta Api dari Cilacap

Bisnis184 Dilihat
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat sapi impor  Australia di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/10). Kementerian Perdagangan mendatangkan sebanyak 24.859 ekor sapi bakalan serta 26.250 ekor sapi siap potong atau setara 14.000 ton daging sapi pada bulan Oktober serta telah memberikan ijin impor 100 ribu ekor sapi bakalan guna menstabilkan harga daging pada Desember 2013 - Januari 2014. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/Koz/Spt/13.
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat sapi impor Australia di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/10). Kementerian Perdagangan mendatangkan sebanyak 24.859 ekor sapi bakalan serta 26.250 ekor sapi siap potong atau setara 14.000 ton daging sapi pada bulan Oktober serta telah memberikan ijin impor 100 ribu ekor sapi bakalan guna menstabilkan harga daging pada Desember 2013 – Januari 2014. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/Koz/Spt/13.

Purwokertokita.com – PT KAI siap menyambut angkutan sapi impor dari pelabuhan Tanjung Intan Cilacap. Hal ini terkait rencana pemerintah yang akan memindahkan pelabuhan masuk impor sapi dari Tanjung Priok Jakarta ke Tanjung Intan Cilacap.

Angkutan sapi impor dari pelabuhan Cilacap menggunakan kereta api ini sangat memungkinkan karena sudah tersedianya jaringan rel KA ke pelabuhan saat ini. Lokasi area stasiun Karantina Cilacap hanya berjarak sekitar 100 meter dari jalur rel ke pelabuhan.

“Angkutan eksisting bisa dilaksanakan,  tinggal melengkapi infrastruktur loading dan armada gerbongnya,” kata manajer Humas PT KAI Daerah Operasi 5 Purwokerto, Surono, Selasa (6/10).

Namun untuk menghadapi peralihan sapi impor dari Tanjung Priok ke Cilacap, diperlukan pengembangan infrastruktur rel di pelabuhan Tanjung Intan Cilacap.

Untuk menjajagi angkutan sapi dari pelabuhan Cilacap, PT KAI Daop 5 melakukaan koordinasi dengan Stasiun Karantina Pertanian Kelas 1 Cilacap, Selasa (6/10). Angkutan sapi dengan KA ini sejalan dengan keinginan Pemkab Cilacap untuk mengurangi kepadatan jalan raya.

Data dari stasiun Karantina Cilacap menunjukan volume sapi yang masuk dari Australia ke pelabuhan Tanjung Intan terus meningkat. Jika pada tahun 2012 sapi yang masuk baru 18.085 ekor dari 9 kali pengiriman, tahun 2013 meningkat menjadi 20.720 ekor dari 13 kali pengiriman.

Di tahun 2014 jumlah sapi impor yang masuk mencapai 27.195 ekor dari 14 kali pengiriman. Sementara di tahun 2015 sampai awal Oktober sudah tercatat sebanyak 16.112 ekor sapi yang masuk dari 8 kali pengiriman.

Kepala Seksi Pelayanan Operasional Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Cilacap Dadang Abdulah SP mengatakan, seluruh sapi impor yang masuk ke pelabuhan Tanjung Intan selama ini dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan daerah Jawa Barat.

Dari Cilacap sapi- sapi tersebut dikirim ke lokasi penampungan di Wado, Malangbong setelah melalui proses karantina di Cilacap sekitar 10 hari. Pengiriman sapi dari Cilacap ke Malangbong tersebut selama ini menggunakan truk dengan kapasitas 16 ekor per truk.

Dadang menambahkan jika rencana pengalihan pelabuhan masuk sapi dari Tanjung Priok ke Tanjung Intan terealisasi, volume sapi impor yang masuk ke pelabuhan Cilacap bisa meningkat 5 kali lipat dari sekarang. “Jumlahnya  bisa mencapai 150.000 ekor sapi per tahun,” katanya.

Lebih jauh Dadang menambahkan, untuk menghadapi rencana pengalihan tersebut, pihaknya harus menyiapkan kandang karantina dengan kapasitas 6000 ekor. Kandang karantina yang ada saat ini hanya berkapasitas 2000 ekor.
“Area yang kita siapkan kebetulan ada disekitar jalur rel ke pelabuhan Cilacap,” ujarnya. Hal ini akan sangat memudahkan jika angkutan sapi akan menggunakan KA.

Untuk angkutan sapi eksisting dari Cilacap ke Wado, Jawa Barat, stasiun KA terdekat adalah Bumiwaluya. Jarak dari stasiun Bumiwaluya sendiri ke penampungan sapi di Wado hanya sekitar 20 km.

Kereta api barang angkutan sapi ke lintas selatan bisa membawa sampai 15 gerbong. Sedang kapasitas per gerbongnya antara 12 – 16 ekor sapi. “Sekali angkut dengan KA minimal bisa mencapai 180 ekor sapi,” katanya.

Untuk mengangkut sekitar 10.000. ekor sapi per bulan jika terjadi pengalihan dari Tanjung Priok, setidaknya harus disediakan 2 rangkaian KA angkutan sapi dari Cilacap setiap harinya. Disamping ke Jawa Barat, nantinya angkutan sapi ini juga harus mensuplai kebutuhan DKI Jakarta dan Banten.

Angkutan sapi dengan kereta api ini akan sangat membantu mengurangi kepadatan lalu lintas jalan raya. “Bisa dibayangkan 360 ekor sapi yang diangkut 2 KA per hari akan memerlukan 23 truk tronton berukuran besar,” katanya.

Kereta api sendiri dulu pernah menangani angkutan ternak dari Surabaya (Kandangan) ke Jakarta. Namun angkutan tersebut kebanyakan berupa ternak lokal. “Kami siap mendesain gerbong angkutan sapi yang bisa lebih memenuhi unsur kesejahteraan ternak seperti yang disyaratkan Balai Karantina,” katanya.

Arisandria

Tinggalkan Balasan