PURWOKERTOKITA.COM, PURBALINGGA – Septi Ambarati (31) tak menyangka runtuk atau remah-remah gorengan buatanya lebih laku dari produk utamanya, yaitu gorengan tahu. Namun dari sini, ia jadi tahu selera konsumen ternyata cemilan yang kriuk.
Dari situlah ia mulai mengembangkan produk cemilan yang gurih dan lezat. Maka terciptalah kripik jamur dan usus.
Cemilan kripik jamur dan usus ia labeli dengan merek Armayoda. Produk yang semula untuk pasar lokal justru laku di kancah nasional.
Produknya pernah dipasarkan ke luar kota bahkan ke luar pulau Jawa. Akan tetapi karena permintaan di Purbalingga semakin meningkat, kini usaha milik Septi Ambarati, warga Keponggok RT. 01 RW. 03 Kelurahan Wirasana Purbalingga ini fokus memenuhi permintaan pasar lokal.
“Per hari bisa produksi 40 sampai 50 bungkus ukuran 100 gram,” katanya.
Usaha yang dirintisnya sejak tahun 2017 tersebut kini berproduksi di Desa Prigi RT.02 RW. 01 Kecamatan Padamara Purbalingga. Dengan harga jual Rp 13 ribu untuk kripik jamur dan Rp 15 ribu untuk kripik usus ia pasarkan melalui swalayan dan toko oleh-oleh di sekitar Kabupaten Purbalingga, termasuk melalui Tuka Tuku Purbalingga.
“Alhamdulillah melalui Dinkopukm saya pernah mengikuti beberapa pelatihan, dan pernah juga mendapat bantuan peralatan untuk usaha melalui Dinperindag Purbalingga,” katanya. ***