Mengintip Persiapan Kafe Apung dan Perahu Wisata di Sungai Serayu

Wisata463 Dilihat
Pegiat Paguyuban Masyarakat Pariwisata Serayu (PMPS) tengah menyiapkan kafe apung memanfaatkan drum plastik bekas. (NS/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Usai pagelaran Festival Serayu pada bulan Agustus 2018 lalu, para pelaku wisata dan penambang pasir di kawasan Bendung Gerak Serayu, Desa Tambaknegara, Kecamatan Rawalo, Banyumas, mulai menggagas pengembangan wisata sungai. Ada beragam inisiatif yang dilakukan, di antaranya pengembangan perahu wisata dan kafe apung di atas Sungai Serayu.

Salah satu penambang pasir, Riswanto, ketika ditemui pada Selasa (30/10), mengaku sudah mulai menyiapkan perahu wisata yang rencananya akan dipergunakan untuk menyusuri Sungai Serayu dalam jarak pendek. Perahu tersebut akan ditarif seharga Rp 10 ribu per orang.

“Sudah kami siapkan, hampir 90 persen selesai. Dalam waktu dekat ini bisa dioperasikan,” katanya.

Selain Riswanto, teman-temannya di Paguyuban Masyarakat Pariwisata Serayu (PMPS) juga tengah menyiapkan kafe apung yang akan menjadi aktivitas alternatif bagi wisatawan untuk menikmati pesona Sungai Serayu. Pengerjaan kafe apung ini, sudah mencapai 40 persen.

“Kalau yang kafe apung dengan ponton ini baru 40 persen. Satu lagi disiapkan oleh para penambang di dekat dermaga depo pasir Kaliwangi,” kata Ketua PMPS, Eddy Wahono.

Kafe apung yang disipkan oleh Eddy memanfaatkan drum plastik bekas lebih dari 30 buah. Setelah itu dilapisi dengan kayu hingga menyerupai sebuah warung.

Menurut Eddy, kafe apung ini disiapkan dengan kapasitas yang cukup besar, mampu menampung 50 orang. Selain itu, ruangan kafe apung juga akan dibuat dengan desain yang romantis, agar pengunjung betah menikmati pemandangan Sungai Serayu.

Di dalam kafe apung, Eddy juga menyiapkan toilet untuk pengunjung. Tujuannya agar wisatawan tak kebingungan untuk membersihkan diri saat kafe apung ini berada di tengah Sungai Serayu.

“Kami buat bertahap, karena biayanya cukup besar. Ini saja untuk drum plastik sudah habis (uang) banyak. Satu drum harganya Rp 250 ribu,” ujar Eddy. (NS/YS)

Tinggalkan Balasan