Olga Lidya Cari Pemain Banyumas di Temu Komunitas Film Indonesia

Komunitas129 Dilihat
Sekitar 350 pegiat film dari seluruh Indonesia akan berkumpul di Baturraden, 25-27 Maret 2016 dalam acara Temu Komunitas Film Indonesia 2016. (Aris Andrianto/Purwokertokita.com)
Sekitar 350 pegiat film dari seluruh Indonesia akan berkumpul di Baturraden, 25-27 Maret 2016 dalam acara Temu Komunitas Film Indonesia 2016. (Aris Andrianto/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Artis cantik Olga Lidya bakal menghadiri Temu Komunitas Film Indonesia yang akan digelar di Baturraden 25-27 Maret 2016. Di acara tersebut, Olga dikabarkan akan mencari artis lokal untuk dilibatkan dalam film terbarunya.

“Kabarnya Olga akan membuat film musikal, nah di Temu Komunitas ini nanti akan dicari pemain yang mungkin cocok untuk filmnya,” kata Direktur Cinema Lovers Community Purbalingga, saat berbincang dengan Purwokertokita.com, di El Resto Purwokerto, Rabu (23/3).

Ia mengatakan, Temu Komunitas diadakan di Purwokerto karena selama ini Purbalingga dinilai ikut konsisten membangun perfilman di Indonesia. Karena Purbalingga akomodasinya kurang memenuhi syarat, akhirnya dipilih Baturraden. Meski demikian, Pemerintah Kabupaten Banyumas tak menyumbang apapun untuk event nasional tersebut.

Direktur Operasional Temu Komunitas Film Indonesia 2016, Nanki Nirmato mengatakan, temu Komunitas Film Indonesia 2016 bertujuan untuk mendedah perkembangan terbaru di lingkup komunitas film. Selain itu juga untuk memperbaharui data jaringan, berbagi pengetahuan, serta membangun jaringan antarkomunitas.

“Akan hadir 350 orang peserta yang mewakili 95 komunitas film dari 33 kota – 14 Provinsi di Indonesia. Ditambah teman-teman komunitas film yang hadir meramaikan acara, kami akan mengelola 400 orang lebih selama tiga hari penyelenggaraan acara,” ujar Nanki Nirmanto, yang juga pengantin baru dan terlihat cerah mukanya.

Pertemuan akbar ini diselenggarakan oleh sebuah jaringan kerja bersama, yang terdiri dari CLC Purbalingga, Jaringan Kerja Film Banyumas, Cinema Poetica, Serunya, boemboe, dan Viddsee. Pada penyelenggaraan kali ini, CLC Purbalingga bertanggungjawab sebagai pengelola pertemuan, sebagai bentuk apresiasi atas capaian komunitas film Purbalingga dan Banyumas Raya di tingkat nasional.

TKFI 2016 turut bermitra dengan Pusat Pengembangan Film Departemen Pendidikan dan Kebudayaan – Kemendikbud, sebagai upaya untuk mengkoordinasikan kerja-kerja komunitas film dengan rencana pengembangan perfilman Indonesia ke depannya.

“Kemitraan yang dibangun bersama Pusbang Film Kemendikbud adalah usaha untuk mensinergikan kerja-kerja yang selama ini terfragmentasi antara sektor komunitas dan pemerintah. Tidak hanya itu, segera setelah TKFI 2016 terselenggara, kami bersama Pusbang Film akan mengadakan presentasi publik, melibatkan pelaku dari sektor industri film untuk membedah kemitraan-kemitraan strategis yang bisa dibangun,” ungkap Adrian Jonathan, salah satu penyelenggara.

Ada dua program yang menjadi sentra kegiatan TKFI 2016. Pertama, kelas-kelas tematik sebagai ruang berbagi untuk para pegiat komunitas film. Ada enam topik yang ditawarkan, meliputi penulisan proposal kegiatan, pengelolaan pemutaran dan festival film, pengelolaan teknis pemutaran film, apresiasi dan kritik film, distribusi dan teknologi, serta penulisan skenario. Kelas-kelas ini tidak memungut biaya keikutsertaan, dan akan dipandu oleh narasumber-narasumber dari dunia perfilman Indonesia.

Pendaftaran untuk kelas-kelas ini terbuka dari 5 Februari hingga 5 Maret 2016. Total pendaftar untuk kelas-kelas Temu Komunitas Film Indonesia adalah 345 orang dari 95 komunitas, kelompok, dan lembaga yang tersebar di 33 kota atau 14 provinsi.

Kedua, Forum Pendanaan Inisiatif Komunitas. Tidak seperti forum pendanaan pada umumnya, forum ini hanya menerima pengajuan proposal kegiatan perfilman non produksi, seperti: pemutaran, kajian, diskusi, pendidikan, penelitian, pengarsipan, pengembangan, dan kegiatan-kegiatan terkait. Di tengah jumlah komunitas film yang berkembang pesat, pegiatan perfilman non produksi belum tergarap semarak kegiatan produksi di tengah jumlah komunitas film yang berkembang pesat. Itulah alasan utama TKFI 2016 berfokus pada kegiatan non produksi. Forum Pendanaan Inisiatif Komunitas akan memilih dua proposal kegiatan, dan masing-masing akan mendapat dukungan senilai Rp 5 juta.

Sama seperti kelas, pendaftaran untuk forum pendanaan terbuka dari 5 Februari hingga 5 Maret 2016. Panitia Temu Komunitas Film Indonesia 2016 menerima 18 proposal kegiatan yang masing-masing memiliki keunikannya tersendiri. Proposal-proposal yang masuk berasal dari 17 komunitas film dan satu perorangan. Dari 18 proposal, tim seleksi Forum Pendanaan menentukan lima komunitas film untuk mengikuti tahap presentasi akhir proposal masing-masing di Forum Pendanaan, yaitu Ruang Film Bandung, Komunitas Gubuak Kopi Solok (Sumatera Barat), Komunitas Kedung (Kebumen), Kine Klub UMM (Malang), dan Liarliar Films (Solo).

Tinggalkan Balasan