Purwokertokita.com – Pakar transportasi publik dari Universitas Soegija Pranata Semarang, Djoko Setijowarno menilai pembangunan Bandara Wirasaba bukan merupakan kebutuhan mendesak. Menurut dia, Wirasaba menjadi bandara komersial tidak banyak memberi keuntungan bagi daerah sekitarnya.
“Justeru akan menaikkan anggaran perjalanan pejabat dan anggota dewan di Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, dan Kebumen,” kata Djoko, Ahad (14/2).
Menurut dia, pejabat yang hiasanya naik kereta akan beralih ke pesawat. Ia mengatakan, saat ini daerah-daerah itu sangat membutuhkan transportasi pedesaan yang sehat.
Saat ini angkutan pedesaan tinggal 20 persen armada yang masih beroperasi. Akibatnya, tidak heran jika setiap hari truk hewan digunakan untuk mengangkut orang.
Selain itu, pelajar juga sudah biasa untuk naik angkutan di atas kendaraan. Faktor keselamatan sudah tidak diperhatikan.
Ia menambahkan, biaya pembangunan bandara lebih bermanfaat untuk membangun reaktivasi jaringan kereta Purwokerto-Purbalingga-Banjarnegara-Wonosobo (90 km) dan perbaikan angkutan pedesaan.
“Jika transportasi kereta tersebut bisa beroperasi, akan memberikan dampak destinasi wisata baru, yakni wisata sepanjang sungai Serayu. Karena lintas Banjarnegara-Wonosobo menyusuri tepian Sungai Serayu yang tidak ada di lintas KA di daerah lain,” katanya.
Menurut dia, Bandara Wirasaba bukan kebutuhan rakyat tapi untuk kesenangan pejabat yang mengatasnamakan rakyat.