Mereka yang Selama Ini Hidup dari Gang Sadar

Rehat500 Dilihat
Suasana di lokalisasi Gang Sadar Baturraden Purwokerto. Saat ini jumlah penghuninya mencapai 100 orang. Sebelum melakukan pekerjaannya, mereka mendapat pembekalan dari pengelola setempat. Selain mendapat pembekalan soal kode etik pekerjaan, mereka juga mendapat penyuluhan tentang bahaya penyakit seksual menular. (Aris Andrianto/Purwokertokita.com)
Suasana di lokalisasi Gang Sadar Baturraden Purwokerto. Saat ini jumlah penghuninya mencapai 100 orang. Sebelum melakukan pekerjaannya, mereka mendapat pembekalan dari pengelola setempat. Selain mendapat pembekalan soal kode etik pekerjaan, mereka juga mendapat penyuluhan tentang bahaya penyakit seksual menular. (Aris Andrianto/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Rencana sterilisasi Gang Sadar Baturraden kini masih menuai pro dan kontra. Namun, seperti apakah peran Gang Sadar bagi masyarakat di sekitarnya? Ternyata ada banyak orang yang menggantungkan hidupnya dari keberadaan Gang Sadar.

“Perputaran ekonomi di Gang Sadar melibatkan banyak orang,” kata Amir Pager, Presiden Paguyuban Penghuni Gang Sadar, beberapa waktu lalu.

Amir adalah pengayom para pekerja seks komersial yang selama ini indekos di Gang Sadar. Saat ini penghuninya mencapai 100 orang. Mereka terjaga kesehatannya karena rutin mengikuti pemeriksaan kesehatan setiap bulan.

Ia menambahkan, bisnis esek-esek di Gang Sadar tak bisa dipisahkan dari dunia wisata Baturraden. Mereka yang terlibat di bisnis ini di antaranya, tukang ojek, germo, penjual makanan, pemilik villa, hotel dan sopir taksi. “Kalau gang sadar ditutup, ribuan orang akan kehilangan mata pencaharian,” katanya.

Penasihat Paguyuban Masyarakat Pariwisata Baturraden, Deskart Jatmiko mengatakan, perputaran uang di Gang Sadar cukup banyak karena PSK tidak diperbolehkan melakukan kegiatan seksualnya di lokasi, tapi harus di luar. “Baturraden selama ini ramai kalau liburan, tapi hari biasa sepi,” katanya.

Menurut dia, beragam komunitas yang diuntungkan dari keberadaan Gang Sadar. Satu di antaranya adalah komunitas Anjelo, atau Antar Jemput Lonte. Mereka bertugas, menjemput PSK dan mengantarkannya ke pelanggan yang sudah siap di kamar villa di daerah Baturraden.

Selain itu ada komunitas Timer atau penjaga waktu. Mereka bertugas mengingatkan pelanggan yang menggunakan waktunya melebihi dari waktu yang disepakati. Kesepakatan ini biasanya dilakukan untuk transaski short time. “Kalau minta waktunya diperpanjang, tentu ada ongkos tambahan,” katanya.

Ia menyadari, selain dampak ekonomi adanya lokalisasi juga bisa berdampak negatif, seperti adanya penyakit menular seksual. Untuk meminimalisir dampak itu, penghuni Gang Sadar setiap pekan selalu diperiksa kesehatannya.

Ia mengatakan, penghuni Gang Sadar secara rutin memeriksakan kesehatannya di Puskesmas Baturraden. “Minimal dua kali dalam sepekan, mereka harus memeriksakan kesehatannya,” kata dia.

Tak hanya itu, Dinas bersama komunitas Gang Sadar juga membuat klinik peduli HIV/AIDS. Dengan adanya klinik tersebut, antisipasi menularnya HIV/AIDS bisa dicegah sedini mungkin.

Tinggalkan Balasan