Mitos Banyumas Tentang Petaka di Hari Ke-40 Setelah Gerhana

Lingkungan, Rehat218 Dilihat
Seekor burung melintas di depan gerhana matahari yang diambil di Jembatan Soeharto Rawalo Banyumas, Rabu (9/3). Gerhana matahari sabit bisa dinikmati di wilayah Banyumas sebesar 86 persen bayangan matahari yang tertutup bulan. (Aris Andrianto/Purwokertokita.com)
Seekor burung melintas di depan gerhana matahari yang diambil di Jembatan Soeharto Rawalo Banyumas, Rabu (9/3). Gerhana matahari sabit bisa dinikmati di wilayah Banyumas sebesar 86 persen bayangan matahari yang tertutup bulan. (Aris Andrianto/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Meski hanya terlihat seperti bulan sabit, Gerhana Matahari bisa dilihat dengan jelas di wilayah Banyumas. Ada sejumlah mitos tentang gerhana matahari yang juga tumbuh di Banyumas.

“Kalau orang tua bilang, hari ke-40 setelah terjadinya gerhana akan ada mala atau petaka,” kata sesepuh Banyumas, Haris Mugiono, saat berbincang sore dengan Purwokertokita.com, Rabu (9/3).

Petaka tersebut bisa berupa bencana alam atau kerusuhan politik. Orang tua zaman dulu, kata dia, selalu melakukan ritual saat ada gerhana. Baik gerhana matahari maupun gerhana bulan.

Mereka melakukan ritual untuk memohon kepada Tuhan YME agar terhindar dari bencana. Di kalangan kejawen, biasanya melakukan tumpengan. Sedangkan umat Islam mengadakan Sholat Gerhana. “Kalau Nabi Muhammad melakukan sholat gerhana, berarti kan memang saat gerhana harus meminta perlindungan Allah,” katanya.

Tahun ini, kata dia, gerhana juga berbarengan dengan perayaan Nyepi bagi Umat Hindu. “Ini artinya kita harus banyak meminta taubat kepada Tuhan,” ujarnya.

Selain itu, pada saat gerhana masyarakat juga membunyikan lesung untuk menghindari bencana. Saat ini kebiasaan itu sudah tidak ada.

Terlepas dari penafsiran mitos, gerhana matahari bisa dijadikan edukasi secara ilmiah. Gerhana juga bisa diajarkan kepada anak-anak tentang fenomena alam.

Analis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Cilacap, Rendy Krisnawan mengemukakan gerhana matahari di Banyumas dimulai pukul 06.19 WIB dan fase puncak berlangsung sekitar pukul 07.23 WIB dan akan berakhir pada pukul 08.35 WIB.

“Gerhana matahari yang bisa dilihat dari wilayah Yogyakarta, Kebumen, Banyumas, Cilacap dan Banjarnegara sebanyak 85 persen. Artinya, jumlah tersebut yang akan tertutup bayangan bulan,” katanya kepada Purwokertokita.com

Gerhana matahari total akan terjadi di 45 kabupaten di 11 provinsi. Sebelas provinsi yang mengalami gerhana matahari total, meliputi Bengkulu, Sumatera Selatan, Jambi, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.

Tinggalkan Balasan