Mendaki “Mall” Gunung Slamet

Lingkungan, Wisata175 Dilihat
Pendaki Gunung Slamet memadati jalur pendakian Gunung Slamet. (Istimewa)
Pendaki Gunung Slamet memadati jalur pendakian Gunung Slamet. (Istimewa)

Purwokertokita.com – Liburan merupakan saat yang dinantikan oleh kebanyakan orang untuk melepas kepenatan rutinitas kerjaan maupun sekolah. Apalagi liburan di akhir tahun. Mulai dari merayakan natal, sampai menikmati malam pergantian tahun. Nah, bagaimana teman-teman Purwokerto Kita menikmati liburan akhir tahun ini?

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, liburan kali ini didominasi oleh kegiatan ekstrim outdoor. Fenomena ini sebenarnya tak terasa mengagetkan, mengingat gencarnya media massa (cetak maupun televisi), dan internet dalam mempublikasikan liburan ekstrim outdoor. Dipermudah lagi dengan meluasnya tempat-tempat penyewaan alat-alat outdoor. Serta, respon cepat dari pemerintah setempat dalam meningkatkan pendapatan daerah, diiringi dengan proses perbaikan fasilitas dan akses ke lokasi.

Gunung Slamet (3428 mdpl), sebagai salah satu seven summit Indonesia dan gunung terbesar di Pulau Jawa, masih menjadi destinasi liburan ekstrim favorit wisatawan. Tercatat sebanyak 2800 lebih pendaki yang mendaki pada tanggal 25 desember 2015 melalui jalur Bambangan, Purbalingga. Belum termasuk yang mendaki di hari sebelumnya. Dapat bayangin bagaimana ramainya jalur pendakian tersebut? Iya, temen-temen harus bersabar dan ekstra hati-hati saat mendaki Gn. Slamet.

Terkadang terjadi kemacetan juga lho, disebabkan ada pendaki lain yang naik atau turun gunung. Apalagi, seusai pertemuan jalur pendakian dari Dipajaya, Pemalang. Waaah, pokoknya udah kaya mall-mall di kota deh. Yang lebih penting lagi, temen-temen harus pandai memilih lokasi mendirikan tenda, karena bakal sengsara kalau ngga dapat tempat. Apabila belum juga dapat, temen-temen coba buat shelter sendiri di sekitar jalur.

Ada lagi hal unik yang dapat ditemui saat kita mendaki Gn. Slamet, yaitu berlimpah-ruahnya warung di jalur pendakian. Jadi, tak perlu jauh-jauh mendaki Gn. Lawu buat menikmati pendakian dengan beban yang ringan. Mereka menyediakan air mineral, kopi, teh, pisang goreng, mendoan, ketupat, buah-buahan, dll. Yang lebih nikmat lagi, kita bisa menikmati nasi goreng, nasi uduk atau nasi kuning di pagi hari. Soal harga, relatif bersahabat dengan dompet kita.
Sekedar info, inilah biaya registrasi apabila temen-temen mendaki Gn. Slamet lewat Jalur Bambangan :
1. Retribusi untuk Pemkab Purbalingga Rp. 10.000,-
2. Retribusi untuk Desa Bambangan Rp. 5.000,-
3. Tarif parkir kendaraan roda dua Rp. 10.000,- (untuk roda empat belum update :D)

Jadi, kalau mau mendaki lewat sini, tem,temen-temen harus merogoh kocek Rp. 25.000,- per orang. Semoga liburan teman-teman semua menyenangkan.

Dian Hamdani

Tinggalkan Balasan