Atasi Dampak Lumpur PLTP, PT SAE Buka Posko Penanggulangan

Lingkungan, Peristiwa286 Dilihat
Jpeg
Anak-anak bermain di air keruh (Foto: Purwokertokita.com/rid)

Purwokertokita.com – Perusahaan Pelaksana Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Banyumas, Jawa Tengah, PT Semesta Alam Energi (SAE) membuka posko penanggulangan di Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok, Banyumas.

Project Commitee PT SAE, Paulus Suparno mengatakan posko tersebut akan berfungsi menampung laporan dampak lumpur dan melakukan reaksi cepat penanganannya. Pihaknya juga akan menerima laporan dari warga yang merasa dirugikan. Misalnya, soal ikan di kolam warga yang dilaporkan mati akibat tercemarnya aliran sungai.

“Untuk mengantisipasi (dampak lumpur) ini, kami per hari kemarin membuka Posko, di Karangtengah. Tentu karena ini mendadak, kelengkapan-kelengkapannya sambil berjalan akan kami lengkapi,” kata Paulus.

Paulus mengklaim pihaknya sebenarnya sudah menghentikan semua kegiatan pembangunan jalan yang berdampak pada sungai-sungai di Kecamatan Cilongok dan dua kecamatan lainnya pada 9 Januari 2017. Hal itu untuk mengurangi dampak lumpur yang hanyut hingga hilir.

Dampak lumpur tersebut menurut dia diperparah intensitas hujan yang tinggi akhir-akhir ini. Pengerjaan yang dilakukan sekarang adalah menutup jalan yang sudah dibangun dengan batu koral untuk mengurangi dampak lumpur sekaligus sebagai pondasi jalan.

baca: Bupati Husein Hentikan Pengerjaan Jalan PLTP

“Di Posko itu, silahkan, kalau ada aduan silahkan disitu. Agar cepat penanganan kami. Di posko itu kami menempatkan beberapa personil. Yang memang akan menghandle ini,” ujarnya.

Suparno mengklaim telah membuat 32 kolam sedimen (sediment ponds) di sepanjang proyek pengerjaan jalan dan sejumlah hulu sungai. Akan tetapi, kolam sedimentasi itu tidak bisa berfungsi normal lantaran curah hujan yang sangat tinggi.

Paulus Suparno mengungkap, salah satu hasil kesepakatan dengan Bupati Banyumas, Achmad Husein adalah desain ulang teknik pembangunan jalan menuju pusat pengeboran PLTU. Saat ini, kata Suparno, pihaknya baru membangun separuh dari total sepanjang 6,5 kilometer jalan yang akan dibangun.

“Termasuk komplain-komplain. Tentu dengan skala prioritas. Termasuk hotline-nya pun kami buka disitu,” jelas Paulus.

Lebih lanjut Paulus Suparno menjelaskan, pihaknya juga terus berkoordinasi dengan pemerintah desa yang langsung terdampak lumpur pembangunan jalan. Antara lain, Desa Sambirata, Karangtengah, Kalisari, Losari dan sejumlah desa lainnya. Bila memungkinkan, kata dia, akan dipasang filter di aliran sungai atau irigasi yang menyuplai air bersih untuk keperluan sehari-hari warga dan perikanan pertanian.

Paulus menambahkan, pihaknya juga tengah membangun saluran air sepanjang 6,5 kilometer untuk menyuplai air bersih ke warga tiga desa. Yakni, Desa sambirata, Losari dan Karangtengah. Sementara waktu, untuk membantu suplai air bersih, pihaknya mengirimkan tanki air bersih untuk warga.

Tinggalkan Balasan