Uniknya Upacara Kemerdekaan di Atas Perahu ala Trah Banokeling

Ragam178 Dilihat
Warga Kejawen menggelar peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Sungai Bengawan, Desa Adiraja, Kecamatan Adipala, Cilacap, Jumat (17/8) (ns/purwokertokita)

Purwokertokita.com – Masyarakat adat Trah Banokeling di Desa Wisata (rintisan) Adiraja, Kecamatan Adipala, Cilacap menggelar upacara peringatan Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia di muara Sungai Bengawan, Jumat (17/8).

Sejak pukul 07.00, ratusan warga, berkumpul di tepi sungai dan menaiki perahu menuju tengah sungai, mengepung sebuah tiang dari bambu di tengah-tengah jajaran perahu. Satu persatu peserta upacara bendera yang berpakaian adat naik ke atas perahu. Setelah seluruh persiapan usai, Komandan upacara segera menyiapkan barisan.

Selayaknya upacara bendera, mereka membagi tugas sebagai regu paduan suara, pengibar bendera pemimpin upacara lengkap dengan regu penyelamat. Meski digelar di tengah sungai, upacara tetap berlangsung hikmat.

Uniknya pula, bahasa pengantar tidak menggunakan Bahasa Indonesia, melainkan memakai dialek Banyumasan, kecuali saat menyanyikan lagu kebangsaan, membacakan UUD 1945, Pancasila dan membacakan pidato sambutan.

Warga Kejawen menggelar peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Sungai Bengawan, Desa Adiraja, Kecamatan Adipala, Cilacap, Jumat (17/8) (ns/purwokertokita)

Upacara dina kiye, kanggo ngemut-emut dina kamardikaan negarane dhewek,” ujar pembawa acara dalam bahasa Jawa Banyumasan yang kental sesaat sebelum memulai upacara.

Wakil Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Adiraja, Giran Candra bercerita,  upacara peringatan Kemerdekaan RI ini sekaligus menjadi media untuk mempromosikan kawasan wisata ini. Masyarakat juga telah bekerja keras selama 4 bulan untuk menyiapkan konsep desa wisata.

“Empat bulan ini kami persiapkan dengan serius. Mulai membersihkan sampah di Sungai Bengawan, menyiapkan homestay dan perahu wisata,” ujarnya.

Dia mengatakan, potensi wisata yang bisa digarap antara lain susur sungai menuju ke Pantai Sodong, Pantai Cemoro Sewu dan Pulau Nipah. Selain itu masih ada wisata kuliner dan budaya. 99 persen masyarakat merupakan penghayat kepercayaan atau Trah Banokeling yang berpusat di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Banyumas. Desa yang kental dengan budayanya ini memiliki sejumlah tradisi. Mulai dari larung sesaji pada bulan Sura, perayaan Maulid Nabi dan bulan Apit.

Anak-anak SD menaiki perahu untuk mengikuti peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI di Sungai Bengawan, Desa Adiraja, Kecamatan Adipala, Cilacap, Jumat (17/8) (ns/purwokertokita)

Kepala Desa Adiraja, Suprihadi mengatakan, sebagian besar masyarakat desa tersebut menggantungkan hidupnya dari mencari ikan. Namun, mata pencaharian itu, akhir-akhir ini terhambat karena lingkungan sungai yang mulai rusak.

“Sekarang Sungai Bengawan sudah sangat dangkal, tidak sampai 2 meter. Itu menyebabkan pasokan ikan menipis. Padahal kebanyakan warga di sini berprofesi sebagai nelayan,” kata dia.

Suprihadi berharap, Pemkab Cilacap maupun Pemprov Jateng memberikan bantuan untuk menormalisasi sungai yang mengalir di tengah desa itu. Sehingga masyarakat bisa kembali mencari ikan dan menggarap sektor wisata. (NS)

Tinggalkan Balasan