Purwokertokita.com – Sampah plastik seperti botol bekas, ember, galon, kardus bekas biasanya berakhir di tempat pembuangan sampah. Tapi tidak demikian dengan siswa multimedia SMK Negeri 1 Purwokerto, Banyumas.
Para pelajar ini justru menyulap barang rongsokan itu menjadi karya seni instalasi di ajang Smecon Art Festival di halaman sekolah, Kamis (16/8). Pengerjaan dilakukan secara berkelompok antara 10-11 siswa dengan ukuran instalasi 1,6 meter x 1 meter x 1 meter. Karya itu disajikan secara panel berurutan agar pengunjung lebih mudah menikmatinya.
Pameran instalasi bertajuk “Aliran Ilmu” itu menyuguhkan beragam kreatifitas siswa. Mulai dari deretan ember yang ditata di atas tiang penyangga yang dirakit dari berbagai rongsokan plastik. Rakitan rongsokan yang didominasi cat biru diumpamakan aliran air.
Di bagian lainnya, beberapa buah galon ditata menjadi kaki robot. Lengannya terbuat dari botol bekas. Sisanya, yaitu tubuh dan kepala dibuat dari potongan-potongan kardus yang dicat warna-warni.
Guru Seni Budaya SMK Negeri 1 Purwokerto, Bogi Pranata mengatakan ada 9 karya instalasi karya siswa yang dipajang pada Smecon Art Festival. Karya-karya tersebut, menggunakan bahan sampah dan barang bekas.
“Sampah-sampah ini dibuat menjadi kontruksi sejumlah benda daur ulang yang estetis yang punya makna makin berkembangnya teknologi di berbagai sektor kehidupan. Seperti instalasi ember yang menyimbolkan ilmu pengetahuan yang diajarkan oleh guru. Sedang ember adalah penampung air, menyimbolkan murid yang wawasan pengetahuannya terus bertambah sebagai bekal di masa depan,” jelasnya.
Seni instalasi, kata dia, berarti memasang, menyatukan, dan mengkontruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran makna tertentu. Biasanya makna dalam persoalan-persoalan sosial atau politik diangkat dalam konsep seni instalasi.
Instalasi yang dibuat para siswa menggambarkan interpretasi atas realitas sekelilingnya. Bila sampah tidak dikelola dengan baik maka kelak akan menimbulkan permasalahan ekologi. Karya seni instalasi buatan siswa yang dibuat dari bahan sampah, diharap dapat menggugah kesadaran siswa untuk mengelola sampah dan memantik asyiknya berkesenian.
“Lewat seni instalasi ini kami ingin menyampaikan bahwa sampah bisa dikelola menjadi karya seni. Pameran ini rencananya akan diadakan setiap satu tahun sekali bersamaan pentas seni Smecon Art Festival. Harapannya anak-anak bisa terus mengembangkan karya dengan media yang sangat beragam ke depannya,” tambah Bogi.
Bagi yang ingin menikmati karya pelajar ini, mereka masih memajang instalasi hingga Jumat (17/8). (AAR/NS)