Purwokertokita.com – Minggu (19/11), menjadi hari yang membahagiakan bagi pasangan Andreas Nugroho Pandu Sukmono dan Anastasya Chintya Angelina, mereka telah mengucap janji suci pernikahan di Gereja Katedral Purwokerto.
Ada hal berbeda pada pernikahan mereka, untuk pertama kalinya tradisi Begalan yang sudah menjadi warisan budaya masyarakat Banyumas dilaksanakan di halaman Gereja Katedral.
“Setahu saya ini pertama kalinya,” ujar Pandu kepada Purwokertokita.com saat ditemui seusai pernikahannya.
Begalan merupakan bagian dari tradisi yang memiliki ragam makna dan pesan bagi masyarakat. Begalan berasal dari kata “begal” dalam bahasa Banyumasan yang memiliki arti rampok atau perampok, begalan berarti perampasan atau perampokan di tengah jalan.
Tidak tanggung-tanggung, tiga seniman Banyumas, yakni Titut Edi Purwanto dari Padepokan Cowong Sewu, Joni S Supriyana dan perupa senior Hadi Wijaya ambil bagian memperagakan Begalan.
Menurut Titut, Begalan merupakan karya cipta leluhur Banyumas yang bermakna agar para anak cucu masyarakat Banyumas senantiasa selamat dalam membangun kehidupan rumah tangga.
Dengan melakukan begalan, dipercaya dapat membawa kebaikan bagi pasangan pengantin ketika kelak mereka menjalani kehidupan rumah tangga. Seperti dihindarkan dari masalah berat dan juga dimudahkan rezekinya.
Sementara itu, Damar Sasongko, salah satu tamu yang hadir menyaksikan Begalan pada rangkaian pernikahan ini, menyampaikan rasa salutnya kepada kedua mempelai karena telah menghadirkan keberagaman.
“Proficiat (selamat) buat mas Pandu, menghadirkan keragaman,” ujar Damar. (YS)
Simak videonya berikut ini :