Purwokertokita.com – Bercocoktanam dengan memanfaatkan pekarangan rumah saat ini sedang digemari oleh banyak orang. Selain untuk pemenuhan kebutuhan pangan yang sehat, bercocoktanam juga bisa menjadi hobi yang dilakukan untuk menghilangkan kejenuhan dari rutinitas keseharian.
Menanam sayur di pekarangan rumah bisa menjadi salah satu strategi pemenuhan kebutuhan pangan. Sayuran menjadi salah satu jenis bahan pangan yang harus kita penuhi setiap hari sebagai asupan gizi dalam tubuh.
Hal yang paling penting dalam bercocoktanam adalah pemilihan jenis tanaman yang menyesuaikan dengan kemampuan kita untuk merawat tanaman tersebut. Jika hendak menanam sayuran, lebih baik memilih jenis tanaman sayur yang mudah dalam perawatannya dan cepat panen. Dengan begitu kita tidak akan terbeban dengan kerja tambahan saat harus merawat tanaman.
Berikut ini tiga jenis tanaman sayur yang mudah ditanam dan cepat panen
Sawi Hijau / Caisim
Sawi hijau atau juga dikenal dengan nama caisim adalah jenis sayuran yang bisa tumbuh di daerah dataran tinggi maupun dataran rendah. Tanaman sawi hijau bisa dimanfaatkan seluruh bagian tanamannya sebagai bahan pangan, kecuali akarnya.
Budidaya sawi hijau mudah dilakukan, yang kita butuhkan adalah biji yang berasal dari bunganya. Biji sawi hijau disemai hingga tumbuh membentuk 3 sampai 4 daun. Bibit yang sudah memiliki 3 atau 4 daun bisa dipindah pada media tanam yang telah disiapkan dengan memperhatikan jarak tanamnya.
Biji sawi hijau juga bisa langsung ditanam pada media tanam, asalkan saat menyebar biji memperhatikan jarak antar biji yang akan tumbuh menjadi tanaman. Perawatannya pun sangat mudah, kita hanya perlu mengatur waktu penyiraman tanaman dan pemupukan yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Sawi hijau sudah bisa mulai dipanen pada umur 25 – 30 hari dari proses tanam bibit dari proses penyemaian, atau 40 – 50 hari dari tanam biji.
Bayam
Bayam memiliki dua jenis, yaitu bayam hijau dan bayam merah. Namun yang paling banyak dibudidayakan oleh masyarakat Indonesia adalah jenis bayam hijau. Para petani mengenal bayam menjadi dua macam, yaitu bayam petik dan bayam cabut.
Bayam petik bisa tumbuh lebih tinggi dan besar, cara panennya dengan memetik daun mudanya. Sementara bayam cabut akan tumbuh pendek dan cara panennya mencabut langsung seluruh tanaman dengan akarnya. Bagian tanaman yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan dari tanaman bayam adalah daun dan batang mudanya.
Menanam bayam dimulai dari bijinya, tanam langsung biji bayam pada media tanam. Setelah itu tutupi biji dengan tanah halus secukupnya sampai bijinya tidak terlihat. Cara perawatannya cukup dengan mengatur waktu penyiraman setelah biji tumbuh dan membentuk daun.
Bayam sudah mulai bisa dipanen pada umur 25 hari, untuk bayam petik bisa dipanen 4 – 5 hari sekali. Sedangkan bayam cabut hanya bisa satu kali panen, dipanen dengan langsung mencabut seluruh tanaman dengan akarnya.
Baca juga : Mau Jadi Petani Sukses? Ini Lima Tips dari Petani Banyumas
Kangkung
Kangkung menjadi salah satu sayuran favorit banyak orang, bahkan kangkung menjadi salah satu menu andalan yang disajikan di banyak restoran dan rumah makan. Ada dua jenis kangkung yang dikenal oleh para petani, yaitu kangkung darat dan kangkung air.
Selain perbedaan media tanam untuk kangkung air yang ditanam pada media tanam berair, kangkung air memiliki daun yang lebih lebar dan agak membulat dengan bunga berwarna keunguan. Sedangkan kangkung darat, memiliki daun yang lebih runcing dan bunganya berwarna putih.
Jenis kangkung yang paling banyak ditanam di pekarangan rumah adalah jenis kangkung darat. Kangkung darat ditanam dengan menggunakan biji yang yang langsung disebar pada media tanam. Kangkung darat akan tumbuh tegak dan perawatannya cukup dengan mengatur waktu penyiramannya. Kangkung darat dapat dipanen setelah berumur 30 hari sampai 45 hari. Pemanenan dilakukan dengan mencabut seluruh tanaman dengan akarnya.
Kebutuhan biji tanaman sawi hijau, bayam dan kangkung, mudah didapatkan di toko-toko pertanian. Selain perawatan dengan mengatur waktu penyiraman, pemberian pupuk tambahan bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Setelah panen, tanah di dalam polybag dapat diolah kembali dengan perbaikan unsur hara menggunakan pupuk kompos. Dengan begitu bercocoktanam di pekarangan rumah akan bisa dilakukan secara berkelanjutan. (YS)