Baru Berumur Tujuh Tahun, Bocah Ini Sudah Pandai Mendalang

Ragam152 Dilihat
Ki Catur Putra Sinatria saat tampil pada peringatan Hari Ulang Tahun ke 72 Radio Republik Indonesia, di halaman RRI Purwokerto, Kamis (14/9). (purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Gunungan yang tertata rapi bersama belasan tokoh wayang, ukurannya lebih besar dibandingkan dengan tubuh bocah itu. Ki Catur Putra Sinatria namanya, dalang cilik yang baru berusia tujuh tahun, memukau para penonton pada peringatan Hari Ulang Tahun ke 72 Radio Republik Indonesia, di halaman RRI Purwokerto, Kamis (14/9).

Dengan lincah dalang cilik itu memainkan pakeliran padat lengkap dengan gara-gara yang jenaka. Meski baru enam bulan belajar mendalang, pelajar kelas II SDN 3 Kediri Kecamatan Karanglewas ini terlihat tidak canggung.

“Baru belajar enam bulan lalu. Ya baca cerita wayang dari buku, lalu latihan sendiri sama bapak,” kata bocah kelahiran 26 April 2010 ini.

Catur membawakan lakon “Jabang Tetuka”, mengawali pementasan tiga dalang belia. Kisah ini dinukil dari epos Mahabarata tentang sosok raksasa yang berulah karena hendak menikahi bidadari.

Para dewa yang tidak terima direndahkan, ingin menyingkirkan sang buta. Akan tetapi, hanya ada satu bocah yang bisa menaklukkannya, yaitu Bambang Tetuka atau yang juga dikenal dengan nama Gatotkaca.

Bocah yang mengidolakan sosok Ki Mantheb Sudarsono ini, memainkan wayang kulit dalam durasi pentas sekitar dua jam.

Ayahnya, Wahyudi (53) menuturkan, bakat mendalang Catur diketahuinya seusai menonton pementasan wayang Ki Mantheb Sudarsono. Catur belajar tentang wayang dari buku-buku yang dipinjam dari kakaknya.

“Lama kelamaan dia minta dibelikan wayang. Kalau latihan juga sendiri, saya membantu menulis naskahnya. Tapi yang menyunting justru dia sendiri,” kata Wahyudi.

Ibunya, Rakis Emilia, juga berprofesi sebagai sinden. Hal ini memudahkan Catur untuk mempelajari seluk beluk wayang.

Sejauh ini, kata Wahyudi, anak bontot dari empat bersaudara itu baru tiga kali pentas. Perdana dilakukan pada saat perpisahan sekolah, lalu hajatan dan di RRI Purwokerto.

Pada kesempatan ini, RRI Purwokerto mengundang tiga dalang dari Banyumas Raya, yakni Ki Catur Putra Sinatria dari Banyumas, Ki Rizky Widia Faturrohman dari SMAN 1 Purbalingga dan Ki Jalitheng Bagus Sasongko dari Cilacap.

Menurut Kepala Stasiun RRI Purwokerto, Budiningrum, gelaran pakeliran padat ini merupakan salah satu bentuk komitmen untuk melestarikan seni budaya asli Indonesia.

“Ini menunjukkan generasi penerus bangsa masih ada yang peduli dengan budaya daerahnya dan menjadi contoh baik bagi generasi muda lainnya,” ungkap Budiningrum. (NS/YS)

Tinggalkan Balasan