Purwokertokita.com – Sejumlah 12 anak berambut gimbal atau bocah gembel akan mengikuti prosesi pemotongan rambut gembel pada puncak perhelatan Dieng Culture Festival ke-9, Jumat-Minggu, 3-5 Agustus 2018 mendatang.
12 anak yang keseluruhannya perempuan ini, memiliki beragam permintaan khas, sebagaimana lazimnya anak gimbal sebelum mengikuti ruwatan. Jika permintaan itu tak dipenuhi, dipercaya rambut gimbal tetap akan tumbuh meski diruwat. Upacara pemotongan rambut juga hanya bisa terlaksana atas permintaan si anak gimbal.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dieng, Aryadi Darwanto mengatakan, dari daftar permintaan yang diajukan oleh seluruh anak gimbal, ada sejumlah permintaan yang unik.
Permintaan Elsa Fitriani (9) misalnya, bocah gimbal anak pasangan Nuryanto dan Tutur asal Desa Sidengok, Pejawaran, Banjarnegara ini meminta kambing jantan besar dan Roti Mari dua bungkus besar.
Sementara Fitria Nur Rahmadzani, yang berusia delapan tahun, meminta bakso, wortel, tempe gembus, sepeda, dan burung kenari. Putri dari Roim asal Wonokerso RT 05/3, Wonosari Wonosobo ini juga meminta ayam dan payung.
Karakter lugu anak-anak juga tercermin dari beragam permintaannya, salah satunya permintaan unik dari Puput Cahya Ningsih (7) yang meminta mercon.
“Puput Cahya Ningsih (7) anak Bapak Mesngat dan Ibu Darsiah, alamat Dukuh Piasa RT 05 Desa Wanaraja meminta ponsel dan mercon,” kata Aryadi, Senin, 30 Juli 2018.
Permintaan yang terbilang lugu lainnya juga dari Salwa Khoirun Nisa (7), putra ibu Fajri Puji Astuti, asal Singkir RT 08/4 Jaraksari, Wonosobo. Bocah perempuan ini hanya meminta permen Yupi dua bungkus dan kerupuk rambak dua bungkus.
Bukan hanya unik dan lugu, permintaan bocah gimbal juga ada yang seperti perempuan hamil sedang mengidam.
“Permintaan Anindita Purbaningrum (6). Bocah perempuan anak Pak Ngahatno asal Tlogowero, Tlogojati ini meminta sate telur puyuh tiga tusuk dan sate ayam dua tusuk. Tapi belinya di depan rumah sakit,” ucap Aryadi.
Selain permintaan yang unik dan lugu, ada juga permintaan yang bernilai cukup tinggi. Laela Handayani (6) misalnya, dia meminta Tablet dengan gambar apel. Kemungkinan yang dimaksud adalah Iphone yang harganya cukup mahal.
Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa, Dieng Kulon Kecamatan Batur, Banjarnegara, Alif Fauzi mengatakan, dua konsep besar Dieng Culture Festival 2018 ini adalah “The Other of Culture” dan perempuan.
Dalam gelaran ke-9 ini, Dieng Culture Festival mengetengahkan agenda budaya khas Dieng yang sebelumnya tak pernah ditampilkan pada helatan sebelumnya.
Seluruh bocah gembel yang diruwat pun berjenis kelamin perempuan, dengan rentang usia antara 3-12 tahun. Pemangku adat perempuan, tahun ini juga memiliki peran yang lebih besar dibanding tahun-tahun sebelumnya. Kesetaraan gender menjadi semangat Dieng Culture Festival tahun ini.
“Salah satunya kita harus mengajak untuk peduli perempuan, seperti semangat kesetaraan gender dan lain-lain,” ucap Alif. (RS/YS)