Mengenal Assalova, Gadis Murah Senyum Bersuara Merdu

Ragam302 Dilihat
Assalova Schissandra Zahra (20), saat ditemui di sela persiapan konser Soundrenalin #Semedulur di salah satu kafe di Purwokerto, Selasa (31/7). (NS/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Assalova Schissandra Zahra (20), gadis berhijab yang pandai bermain gitar dan piano ini, berhasil membius para penonton dengan petikan gitar dan suara merdunya saat tampil di atas panggung konser Soundrenalin #Semedulur di salah satu kafe di Purwokerto, Selasa (31/7).

Assa, panggilan karibnya, berduet dengan sang ayah, Andy Djatmiko (50) yang asli dari Purwokerto, mereka tergabung dalam duo “Assalovas”. Gadis yang murah senyum ini memiliki suara merdu berkarakter jazz. Tak heran, para penonton yang hadir pun menyukai suaranya.

Menurut mahasiswi Prodi Pendidikan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini, duo “Assalovas” dibentuk atas dorongan dari ayahnya. Lantaran dia memiliki hobi bernyanyi dan bermusik sejak kanak-kanak.

“Sejak kecil memang sudah suka musik dan bernyanyi. Tapi baru mulai kelas XI SMA mulai sering merekam video nyanyi sama papa lalu diunggah di kanal berbagi video,” kata gadis kelahiran 21 Agustus 1998 ini.

Duo “Assalovas” tentu saja memiliki sisi yang menarik sebagai sebuah duet, bapak dan anak ini mampu berkolaborasi untuk bermain musik bersama. Assa dan ayahnya menginspirasi keluarga lain di Indonesia.

Bukan hanya itu, potensi dan keunikan yang dimiliki duo Assalovas ini ternyata menarik minat promotor Internasional Indie Music Festival (IIMF) 2018 yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City, Tangerang, Banten, 27 September-7 Oktober 2018 mendatang. Mereka terpilih untuk tampil dan dilibatkan dalam ajang yang diikuti band dari 30 negara, 10 provinsi, 20 kota pilihan dan 10 kampus pilihan.

Assa, mengaku ingin menyalurkan dan menyampaikan karyanya kepada masyarakat secara luas. Meskipun hanya melalui sosial media.

Pada kanal Youtube, Instagram dan iTunes pribadi maupun Assalovas, membawakan beberapa single cover version, serta sebuah single pertama berjudul “Kembang Semusim”, yang diciptaan Andy Djatmiko.

“Kalau lagu ‘Kembang Semusim’ itu curhatan tentang mantannya Papa,” ujar sulung dari dua bersaudara ini.

Saat ditanya mengenai iklim bermusik di Purwokerto, Assa berujar, Kota Mendoan memiliki segudang musikus potensial. Namun, mereka jarang mendapat tempat dan kurang terpublikasikan.

Menurut Assa, kehidupan berkesenian di Yogyakarta relatif lebih dinamis. Di Kota Gudeg, dara berkulit kuning langsat ini juga bergabung dalam komunitas Inilah Ansamble Gitar, Violet Vocal dan Jogja Voice untuk mengasah kemampuannya.

“Sebenarnya banyak talenta hebat di Purwokerto. Tapi kurang di-ekspose. Mungkin karena kiblat musik masih di kota-kota besar saja. Rilisan fisik juga kurang didistribusikan,” tambahnya. (NS/YS)

Tinggalkan Balasan