Pena Desa, dari Desa Menjangkau Dunia

Jurnalis Warga188 Dilihat

Momen peserta Pena Desa dihampiri jurnalis senior Najwa SihabPURWOKERTOKITA. COM, PURWOKERTO-Di era kemajuan teknologi komunikasi, masyarakat dimanjakan dengan derasnya arus informasi. Masyarakat desa tak kecuali. Sayang mereka selama ini hanya berperan sebagai konsumen informasi. Masalahnya, budaya literasi yang lemah membuat mereka tak mampu memfilter informasi yang tidak semua positif.

Perubahan perilaku sosial masyarakat desa yang kerap mengidentifikasi sebagai bagian dari masyarakat global paling jelas terlihat. Ini ditunjukkan dengan eksistensi desa dengan segala kekhasannya (kearifan lokal)  yang semakin memudar.

Sudah saatnya, warga desa bukan hanya menjadi konsumen informasi.   Mereka bisa memproduksi  informasi untuk menyebarkan nilai-nilai kearifan ke masyarakat dunia.

Gerakan Pena Desa yang diinisiasi Purwokerto Kita Media bersama AJI Purwokerto adalah jawabannya.
Di bentuk tahun 2013,  Sanggar Pena Desa menjadi wadah belajar Jurnalistik Warga  untuk menanamkan budaya literasi.

Para jurnalis yang tergabung dalam AJI Purwokerto dengan medianya Purwokerto Kita mengajari pemuda desa menulis dengan kaidah jurnalistik.

Karena untuk menulis, tidak perlu menjadi jurnalis. Tapi setiap tulisan yang dihasilkan dan dipublikasikan melalui berbagai platform media, mestinya bisa dipertanggung jawabkan.  Karenanya, warga desa perlu tahu bagaimana cara menulis informasi yang bisa dipertanggung jawabkan.

Dengan berpegang pada rumus 5W1H misalnya, informasi yang ditulis warga sudah cukup bisa dipertanggungjawabkan.

Pelatihan untuk peserta Pena Desa dimulai teori kemudian praktek. Tempat pembelajaran fleksibel alias bisa dilakukan dimana saja, misal kedai kopi, rumah warga, balai desa sampai kebun.  Seluruh operasional  kegiatan menggunakan biaya mandiri.  Outputnya tentu adalah karya berupa tulisan yang di upload di penadesa.or.id.

Awal tahun 2014, tercatat 13 desa di kawasan eks karesidenan Banyumas ditambah Brebes mengikuti pelatihan yg digelar AJI Kota Purwokerto ini. Gerakan ini terus bergulir. Tulisan mereka semakin banyak dibaca publik. Beberapa di antaranya bahkan mampu mempengaruhi kebijakan birokrasi.

Warga yang semula mengajukan perbaikan jembatan namun tak kunjung terwujud akhirnya bisa terwujud melalui kekuatan tulisan mereka.

Kini warga setempat bisa nyaman melewati jembatan yang aman dan nyaman tanpa ada ketakutan seperti dulu.

Tulisan warga penadesa juga mampu membantu wisata-wisata yang ada didaerah mereka sehingga kunjungannya semakin banyak.

Melalui Pena Desa, warga bisa menyampaikan berita dari desa yang tidak bisa dijangkau oleh media mainstream. Dengan begitu, warga bisa menyuarakan apa kondisi desanya, persolan di dalamnya, hingga potensi yang bisa dikembangkan. (INA)

 

Tinggalkan Balasan