Purwokertokita.com – Jawa Tengah Travel Mart (JTTM) Kelima menargetkan, nilai transaksi antara buyer dan seller mencapai Rp 700 juta. Target ini dipatok oleh Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Jawa Tengah saat menggelar table top , di objek wisata Purbasari Pancuranmas, Selasa (24/4).
Ketua Panitia, Didik Haryono mengatakan, table top gelaran bertema ”Pesona Negeri Ngapak” ini diikuti oleh 80 agen dan pembeli dari seluruh Indonesia. Mereka bertransaksi dengan 41 penyedia jasa wisata, objek wisata, Forum Kebun Binatang Jateng, hotel, restoran hingga desa wisata di wilayah Jawa Tengah (Jateng).
“Buyer dari luar Jateng. Dari Jawa ada Jakarta, Bogor, Bandung. Sumatera tadi hadir dari Lampung juga ada dari Sulawesi dan Kalimantan. Kami targetkan Rp 700 juta untuk transaksinya. Tahun lalu hanya Rp 500 juta,” ujar Didik, di sela table top, kemarin.
Didik mengatakan, pada hari pertama ini, diperkirakan setiap buyer melakukan transaksi minimal Rp 10 juta. Artinya, jika seluruh pembeli membeli paket yang ditawarkan, maka target dapat tercapai.
Setelah gelaran table top, peserta JTTM 2018 mengunjungi Desa Wisata Tanalum dan industri knalpot di Purbalingga, Rabu (25/4). Dari Kota Perwira, mereka bertolak ke Pendapa Si Panji Kabupaten Banyumas. Pada hari ketiga, Kamis (26/4), peserta diajak menyusuri Desa Wisata Kalisalak di Kecamatan Kebasen, Banyumas.
Kepala Bidang Pemasaran Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Ida Bagus Ketut Alamsyah mengatakan, daya tarik wisata di wilayah Jawa Tengah harus terus diangkat dengan event semacam travel mart. Potensi wisata di daerah yang belum dikenal bisa dijadikan paket-paket wisata yang menarik.
“Masih banyak destinasi wisata yang belum terjamah. Itu dijadikan paket dan dijual oleh agen biro perjalanan untuk mendatangkan wisatawan ke wilayah Jawa Tengah,” ujar Alamsyah yang mewakili Kadisporapar Jateng, Urip Sihabudin.
Dia menyebutkan, pelaku wisata memiliki tugas untuk membantu menggenjot belanja wisatawan. Pasalnya, meski jumlah wisatawan yang berkunjung ke wilayah Jateng relatif tinggi pada tahun 2017 tetapi jumlah belanja atau pengeluaran wisatawan masih rendah. (NS)