Purwokertokita.com – Pernah dengar cerita tentang Lutung Kasarung? Atau Prabu Pulebahas dan si cantik Dewi Ciptarasa? Kalau belum, mungkin kalian perlu menyaksikan pagelaran yang diinisiasi Paguyuban Masyarakat Pariwisata Baturraden (PMPB) dengan tajuk “Lestari Budaya”, 15-16 Juli mendatang.
Saat ditemui pada sesi latihan di Pendapa Si Panji Purwokerto, para pegiat seni hingga musisi terlihat sangat serius mempersiapkan pentas pentas Dramatari Kolaborasi Kamandaka. Meski tengah berpuasa, mereka tetap bersemangat mengulang adegan demi adegan.
Ketua panitia, Sutrisno mengatakan dramatari tersebut mengambil kisah Babad Pasir Luhur. “Dalang oye” Ki Manteb Sudarsono yang didapuk menjadi tokoh utama, bermain bersama pelawak beken Ciblek, kakak beradik Dalang Yakut dan Gandhik dan Dalang Sayoko asal Klaten.
“Untuk latihannya sudah dimulai. Kadang di Taman Rekreasi Andhang Pangrenan, kadang juga di Pendapa Si Panji. Awalnya, kelompok musik, pemain dan wayang berlatih secara terpisah. Sekarang sudah digabung semuanya agar padu antara musik dan pemain,” kata Sutrisno, Minggu (18/6) petang.
Selain Ki Manteb, kata dia, pelaku seni yang sudah bergabung antara lain Sanggar seni SMK 3 Banyumas, Sanggar Suryakanta, Sanggar Swargaloka serta gabungan pelaku seni tradisional dan modern. Selain itu, sejumlah komunitas media sosial Youtubers Banyumas, pegiat senam Zumba, Indonesia Drum and Percussion Purwokerto.
“Bagian paling sulitnya yaitu menyatukan antara musik, gerakan tari dan adegan bertarung. Perlu konsentrasi tinggi,” katanya.
Sutradara dramatari ini Muhammad “Bungsu” Ridwan menuturkan, pagelaran tersebut mengambil salah satu dari tiga versi kisah Kamandaka. Masih bercerita tentang roman antara Dewi Ciptarasa, Kamandaka dan Prabu Pulebahas. Pagelaran kolaborasi ini dilangsungkan pada hari pertama rangkaian pertunjukan “Lestari Budaya”.
“Saat ini persiapan baru sekitar 60 persen. Musiknya masih perlu memasukkan unsur tabuhan perkusi,” kata dia. (NS)