Ngaji Jumat: Kehebatan Al Quran

Rehat165 Dilihat
Pengasuh Ponpes Ath Thohiriyyah, Abuya Toha Alawiy Al Hafidz saat menerima tamu di kediamannya, Parakan Onje, Karangsalam, Purwokerto, Jumat (25/3). (Djito el Fateh/Purwokertokita.com)
Pengasuh Ponpes Ath Thohiriyyah, Abuya Toha Alawiy Al Hafidz saat menerima tamu di kediamannya, Parakan Onje, Karangsalam, Purwokerto, Jumat (25/3).
(Djito el Fateh/Purwokertokita.com)

 

Purwokertokita.com – Ada pertanyaan wajib KH Toha Alawiy Al Hafidz, kepada santrinya yang sowan, terutama mereka yang hafal Al Quran (hafidz/hafidzoh). Kyai Toha merupakan pengasuh Ponpes At Thohiriyyah, Parakan Onje, Karangsalam, Purwokerto. Beberapa santri ada yang mengambil takhasus (spesialisasi) menghafal Al Quran.

“Yang saya sering tanyakan, bagaimana hafalannya? Rajin semaan atau tidak? Kalau uang saya tidak tanya. Karena, kalau tadarrus Al Quran istiqomah dan hafalan terjaga dan lancar, insyaallah rejeki dan uangnya juga terjaga dan lancar,” kata kyai yang karib disapa Abuya tersebut.

Pernah suatu ketika, ada tamu dan mengisahkan pengalamannya mendapat ‘berkah’ (kebaikan) dari Al Quran. Si tamu, kata Abuya melamar pekerjaan kesana-kemari, sampai kemudian melamar di sebuah BUMN. Saat uji wawancara, salah satunya pakai bahasa Inggris. Beruntung, karena dia sarjana jadi bisa melewatinya.

“Anehnya, setelah penguji tau si pelamar ada ijazah pondok kemudian dites baca Al Quran. Tahu bacaannya bagus, baik, sesuai kaidah tajwid, langsung diterima. Dan sekarang yang bersangkutan sudah jadi manajer,” kata Abuya kepada Purwokertokita.com.

Kisah di atas, katanya, hanya satu dari puluhan bahkan ratusan kisah yang kerap dia dengar. Bahkan, tidak jarang Abuya yang pernah tinggal di Arab Saudi tersebut mengalaminya sendiri. “Selalu saya bilang, Al Quran itu harus mendarah daging. Harus istiqomah dan Lillahi ta’ala, hanya mengharap ridlo Allah semata,” pesannya.

Berkah (fadhilah) Al Quran, kata Abuya adalah nyata. Mereka yang mencintai Al Quran pasti Allah tahu dan akan melimpahkan banyak keberkahan. Termasuk, sering termaktub dalam doa khotmil Quran;

Allohumaj’alil qur’ana lana fiddunya qorina. Wafil qobri muunisa. Wafil qiyamati syafi’aa. Wa’alas siroti nuuro. Wailal jannati rofiqo. Waminannari sitraan wahijaabaan. Ya Allah, jadikanlah quran ketika di dunia sebagai teman sejati, di alam kubur sebagai teman yang menghibur, di hari kiamat menjadi penolong, di shiratal mustaqin sebagai cahaya, di surga menjadi kawan dan menjadi penghalangku atas neraka,” Abuya menukil potongan doa khotmil Quran.

Seperti kita tau, Al Quran bagi kaum muslim adalah sumber dari segala hukum dan pedoman hidup utama. Tetapi, begitu banyak muslim yang tidak tahu, tidak bisa baca Al Quran apalagi sampai mendalami makna dan mengamalkannya. Padahal, membaca saja sudah penuh dengan banyak keutamaan dan kemuliaan. Lalu, cobalah bertanya pada diri sendiri, kapan terakhir memegang Al Quran dan membacanya? Untuk yang belum tahu dan bisa, sudahkah kita berusaha dan belajar membaca Al Quran? Wallohu a’lam bis showab.

Tinggalkan Balasan