Purwokertokita.com – Wajah Goa Lawa Purbalingga (Golaga) kini tidak lagi nampak seram. Sejak penampilannya diperbaiki mulai April lalu, puluhan lampu berwarna-warni telah menghias setiap sudut ruangan, lorong gua yang dahulu gelap, kini telah berubah.
Dari pintu masuk, nuansa candi dari jaman Majapahit mulai terlihat. Susunan batu bata menghias pagar pembatas dan tangga.
Cahaya lampu sudah menyambut sejak dari mulut gua. Jalan setapak penghubung antar ruang gua juga diperlebar untuk memudahkan pengunjung. Beberapa kursi kayu sepanjang 1,5 meter terpasang di sejumlah sudut.
Semakin jauh ke dalam goa, penampilannya semakin menarik. Meski beberapa lampu belum selesai terpasang tapi sudah cukup untuk mengundang decak kagum.
Beberapa pekerja memang masih terlihat sibuk menyelesaikan pekerjaan komplek gua yang akan mulai dibuka pada 14 Juni mendatang ini.
Kepala Bidang Pariwisata Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Purbalingga, Prayitno mengatakan, pengerjaan perbaikan Golaga saat ini sudah sampai sekitar 80 persen. Menurutnya, gerbang pintu masuk juga belum selesai.
“Termasuk kafe di dalam goa. Masih butuh lampu penerangan. Di kafe ini rencananya ada 15 set meja dan kursi untuk bersantai,” katanya, Selasa (12/6).
Prayitno menuturkan, secara keseluruhan, perbaikan penampilan dalam Golaga memang membuang kesan seram. Titik berfoto juga diperbanyak untuk menambah daya tarik.
Sementara di bagian luar, akan dilengkapi resort eksklusif di atas pohon, restoran pohon, meeting room pohon kapasitas 20-50 orang, camping tree, zip bike tree, tree top dan dilengkapi mushola pohon kapasitas 10 – 15 orang.
Daya pikat lain di luar goa yang akan dibangun yakni ski rumput, yang memanfaatkan kontur lahan menurun dari mulut goa, gardu pandang yang memanfaatkan ketinggian pohon untuk menikmati pemandangan eksotik kota Purbalingga. Kemudian akan dibangun museum kelelawar, penangkaran kelelawar, dan interactive mini zoo yang hampir selesai dibangun.
“Secara bertahap nanti arahnya ke sana. Harapannya, pengunjung lebih nyaman dan menikmati cerita yang disuguhkan dengan peralatan multimedia,” ujarnya.
Prayitno mengatakan, Golaga akan menjadi salah satu andalan Purbalingga. Paket wisata ini dikemas dalam bentuk Golaga, Serang, dan Kutabawa (Gokuse) dan Serang Kutabawa, Golaga (Sekugo).
“Pembenahan ini akan memperkaya wahana di dalam dan luar Goa Lawa. Targetnya, bisa mendatangkan 200 ribu wisatawan per tahun,” kata Prayitno.
Sementara itu, Juru Kunci Goa Lawa, Surip menuturkan, ada sejumlah cerita rakyat yang berkembang seputar gua yang dibuka tahun 1978 tersebut. Misalnya kisah tentang dua putri Prabu Siliwangi Endang Murdaningsih dan Endang Murdaningrum.
Menurut Surip, cerita itu memiliki kaitan yang erat dengan pantangan yang ada di kompleks Goa Lawa.
“Pantangannya tidak boleh memakai pakaian hijau dan mengurai rambut bagi kaum perempuan. Dulu memang sangat ketat, sekarang tidak terlalu,” katanya. (NS/YS)