Mencoba Wisata Susur Sungai Klawing Purbalingga

Lingkungan, Wisata213 Dilihat
Seorang pengunjung sedang menyusuri sungai Klawing (istimewa)
Seorang pengunjung sedang menyusuri sungai Klawing (istimewa)

Purwokertokita.com – Angin sepoi-sepoi membuat udara di tepian sungai Klawing yang melintas di Desa Wisata Kedungbenda, Kecamatan Kemangkon, terasa menjadi sejuk. Rimbunan pohon bambu disertai tingkah suara gesekan dahannya semakin membuat suasana nyaman untuk berlama-lama santai. Sembari duduk di gasebo bambu yang tersedia, kita bisa melihat kokohnya jembatan Linggamas.

“Suasananya sangat nyaman untuk bersantai di tepian sungai Klawing. Kita bisa menyaksikan aktivitas nelayan yang mencari ikan, petani yang berkebun pepaya serta kokohnya jembatan Linggamas,” tutur Cici, salah satu pengunjung dari Cilacap, Kamis (7/1).

Menurut Cici, ia sengaja mampir ke sekitar jembatan Linggamas setelah melakukan perjalanan dari Banjarnegara. Jalur melalui Desa Kedungbenda, merupakan jalur pintas menuju Purwokerto. “Kami bersama keluarga sengaja melalui jalur alternatif yang lebih singkat sembari menikmati suasana desa. Secara kebetulan melalui Desa Kedungbenda dan sekalian mampir untuk mengunjungi beberapa daya tarik yang ada,” ujarnya.

Sejumlah wahana dan tempat yang bisa dikunjungi di desa wisata yang tengah disiapkan tersebut, wisatawan bisa menyusuri sungai dengan menggunakan perahu wisata. Cukup dengan Rp 5.000 saja per orang, wisatawan bisa menggunakan jasa perahu itu. Satu perahu bisa dinaiki 8 – 12 orang.

Wisatawan yang menggunakan jasa perahu, akan diajak mengunjungi perkebunan pepaya dan sekaligus bisa membelinya dengan memetik sendiri. Satu kilogram pepaya hanya dihargai Rp 2.000,-. Tak hanya itu, wisatawan diajak mengunjungi perkampungan nelayan sekaligus melihat kehidupan para nelayan sungai dan juga bisa membeli oleh-oleh ikan Senggaringan serta kupat Landan. Kupat Landan seperti kupat biasa tetapi dimasak dengan air yang dicampur abu batang padi dan Blungkang (pelepah daun kelapa).d

“Cukup dengan Rp 10 ribu, kami bisa menikmati seekor ikan Senggaringan yang digoreng dan satu buah ketupat. Rasanya sungguh enak,” timpal Sumedi, suami Cici.

Bagi wisatawan yang ingin sekedar jalan-jalan, bisa menyusuri jalan setapak disepanjang tepian sungai. Pengelola desa wisata setempat telah membuat jalan setapak yang aman dan asri. Di beberapa titik jalan setapak tersebut disediakan gasebo dengan view ke sungai Klawing.

Pegiat desa wisata Kedungbenda, Slamet Lugito mengungkapkan, pihaknya bersama anggota Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Pesona Linggamas terus berbenah untuk menyambut wisatawan yang datang ke Kedungbenda. Berbagai wahana dan paket wisata yang disiapkan seperti bersepeda onthel mengelilingi alam pedesaan, belajar gamelan dan mendalang, kunjungan ke Congot (pertemuan Sungai Serayu dan Klawing), situs Lingga Yoni, telusur sungai dengan Perahu, kuliner kupat Landan dan ikan Senggaringan, serta mie Nyemek khas desa.

“Kami terus melakukan pembenahan secara fisik dan kemampuan sumber daya manusia pengelola. Kami berharap, Pemkab Purbalingga melalui Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) serta Bappeda Purbalingga untuk terus mendampingi kami dan memberikan dukungan untuk pengembangan wisata sungai,” harap Slamet Lugito.

Kepala Bidang Pariwisata Dinbudparora Purbalingga, Prayitno mengatakan, Dinbudparpora akan terus memberikan pendampingan baik dari sisi peningkatan sumberdaya manusia pelaku wisata melalui berbagai pelatihan, dan juga penambahan wacana pengelolaan desa wisata melalui kegiatan studi komparatif. Selain itu, pihaknya juga akan menempatkan fasilitator pendamping di desa Kedungbenda. Sementara Bappeda, mendukung penganggaran untuk infrastruktur menuju desa Kedungbenda serta dukungan melalui Bantuan Keuangan Khusus.

“Kami juga melibatkan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) terkait lainnya untuk mendukung pengembangan desa wisata Kedungbenda, seperti Dinperindagkop dalam hal pembinaan UKM di desa sebagai pendukung souvenir wisata,” kata Prayitno.

Tinggalkan Balasan