Lukisan Garuda Pancasila Ini Dikerjakan Satu Tahun

Ragam233 Dilihat
Lukisan “Burung Garuda Bhinneka”, setelah rampung dikerjakan di Pendapa Prabawulan, Agro Karang Penginyongan, Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok, Banyumas, Kamis (1/6). (Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Lukisan burung garuda yang mencengkeram pita bertulis “Bhinneka Tunggal Ika”, nampak istimewa dengan latar langit biru di belakangnya. Bupati Banyumas Achmad Husein, menyebutnya “Burung Garuda Bhinneka”, setelah lukisan ini rampung dikerjakan di Pendapa Prabawulan, Agro Karang Penginyongan, Desa Karangtengah Kecamatan Cilongok, Banyumas, Kamis (1/6).

Lukisan dengan ukuran cukup besar ini adalah masterpiece karya sesepuh perupa Banyumas, Hadiwijaya. Selesainya lukisan ini dirayakan dalam sebuah acara kecil bertajuk “Tumpeng Kuat Pancasila” yang digagas Titut Edi Purwanto, pemilik Grafika Grup, Liem Kuswintoro dan penulis Ronggeng Dukuh Paruk Ahmad Tohari.

Syukuran ini dihadiri oleh sejumlah tokoh Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FKUB) Banyumas, sejumlah pejabat, komunitas Jagad Bocah, komunitas perupa muda Banyumas dan jurnalis.

“Ini menggambarkan kondisi saat ini. Burung Garuda dengan lambang lima sila di dadanya ini seperti sedang diterpa badai dan angin kencang. Tapi tetap bisa mencengkeram kebhinnekaan dengan kuat,” kata Titut Edi Purwanto, seniman dari Padhepokan Cowongsewu.

Sebelum merampungkan lukisan, Titut dan dua orang dari Padhepokan Cowongsewu menggelar body painting. Sebuah lukisan burung garuda berwarna kuning tersemat di dada dua orang yang berdiri di samping lukisan.

Sang maestro lukisan, Hadiwijaya menuturkan, lukisan ini dikerjakan dalam waktu setahun, mulai 1 Juni 2016 dan selesai 1 Juni 2017 di Karang Penginyongan, Cilongok, Banyumas. “Itulah mengapa lukisan ini terasa sangat istimewa. Hari ini juga sangat istimewa,” kata dia.

Bupati Banyumas, Achmad Husein yang turut hadir mengatakan, prinsip gotong royong yang menjadi salah satu intisari dari Pancasila sudah mengakar sebagai jati diri masyarakat Indonesia.

“Makna dan intisari Pancasila itu ada pada salah satunya gotong royong. Masyarakat suka bergotong royong, saling bantu membantu, menghargai dan bertenggang rasa sejak dahulu. Itu harus dijaga jangan dirusak dengan kebencian dan saling mengujat,” ucapnya.

Lukisan istimewa ini kemudian dilelang secara terbuka yang dipimpin langsung oleh Achmad Husein, dana yang terkumpul kurang lebih Rp 35 juta dari hasil gotong royong peserta syukuran yang hadir.

“Syukurlah, ini sudah terkumpul kira-kira Rp 35 juta dari lelang terbuka secara gotong royong. Ini sumbangan dan penghargaan kita untuk perupa Banyumas,” ungkapnya.

Tinggalkan Balasan