Jejak Soetedja, di Balik Lagu “Kopral Jono” dan “Juwita Malam”

Ragam888 Dilihat
Pengunjung memotret lanskap Sungai Serayu dari Bukit Watumeja, Desa Tumiyang, Kecamatan Kebasen, belum lama ini. (ns/purwokertokita)

Purwokertokita.com – Sebagai komponis, Raden Soetedja Purwodibroto dikenal sebagai sosok yang romantis. Lirik dan aransemennya mampu meluluhkan hati setiap orang yang mendengar.

Sebagian besar tembang gubahan Soetedja diciptakan semasa berada di Jakarta. Selepas perpindahan kantor pusat RRI dari Purwokerto ke Jakarta sekitar tahun 1950, Soetedja yang menjabat Direktur Musik, turut boyongan ke Ibukota.

Pria kelahiran Purwokerto 15 Oktober 1909 itu sangat produktif menciptakan lagu. Lagu-lagu itu dibawakan lewat Orkes Studio Djakarta (OSD) dan beberapa band projectnya.

Akan tetapi, sebuah peristiwa kebakaran memusnahkan ratusan partitur dan piringan hitam lagu Soetedja yang tersimpan di RRI Jakarta Pusat. Sayangnya, Purwokertokita tak berhasil menemukan catatan yang menyebutkan kejadian tersebut.

Dari penuturan keponakan Soetedja, Sugeng Wiyono, beberapa lagu berhasil diselamatkan oleh seniman Bandung, Jack Lammers yang juga dikenal dengan nama Jack Lesmana.

“Hanya ada sekitar 70an lagu yang selamat. Kebetulan, lagu-lagu itu dipinjam oleh seniman Jack Lesmana. Lainnya musnah,” kisah Sugeng yang juga kolektor foto-foto jaman dulu ini.

Sugeng menuturkan, beberapa judul lagu yang masih bisa ditemukan diantaranya “Tidurlah Intan”, “Hamba Menyanyi”, “Bunga Anggrek” dan “Ditepinya Sungai Serayu”. Tapi, sejumlah lagu seperti “Kopral Jono” dan “Juwita Malam” menjadi perdebatan. Lantaran sejumlah referensi menyatakan, kedua lagu itu adalah ciptaan Ismail Marzuki.

Menurut pria yang seluruh rambutnya memutih ini, lagu ciptaan Soetedja selalu berkarakter romantis, memuja keindahan alam maupun untuk merayu lawan jenis. Berbeda dengan Ismail Marzuki yang lebih gemar menciptakan lagu-lagu perjuangan.

Baca artikel lain tentang jejak Soetedja :

“Lagu ‘Kopral Jono’, diciptakan untuk menyindir keponakan Soetedja yang bernama Sudjono. Dia
adalah tentara yang playboy. Sedangkan ‘Juwita Malam’, kala itu Ismail Marzuki yang menyanyikannya saat rekaman. Tapi orang-orang tahunya itu ciptaan Ismail Marzuki,” ujarnya.

Hingga saat ini, Sugeng masih meyakni, kedua lagu itu adalah ciptaan pamannya. (NS)

Tinggalkan Balasan