Kilas Balik: Dalam Setahun Empat Macan Keluar Habitatnya

Lingkungan, Peristiwa473 Dilihat

macan tutul 1

Purwokertokita.com – Setelah Harimau Jawa yang diduga sudah punah, Harimau Sumatera juga terancam punah. Tak hanya itu, macan tutul Jawa jika tak mendapat perhatian serius juga terancam keberadaannya. Berikut ini adalah tulisan kilas balik sebagai edisi khusus dalam rangka memperingati Tiger Day.

Empat macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) yang selama ini tinggal di sejumlah hutan di Jawa Tengah telah keluar dari habitatnya. Menyempitnya lahan hutan dituding menjadi penyebab utama hewan terancam punah itu keluar dari habitatnya.

“Ini bukan semata persoalan kekurangan makanan, tapi mereka sudah tak punya wilayah untuk dijelajahi,” kata Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Tengah, S.Y. Chrystanto, Rabu (18/6).

Ia menambahkan, di Jawa Tengah bagian selatan, macan tutul terbilang masih banyak. Terutama di hutan Nusakambangan.

Ia menyebutkan, berdasarkan pantauan melalui kamera trap, di Pulau Nusakambangan masih terdapat sekitar 18 ekor macan tutul yang hidup di luar kawasan hutan cagar alam. Padahal di pulau itu ada tambang semen PT Holcim.

Chrys berharap PT Holcim Indonesia untuk tidak sekadar menambang batu kapur Nusakambangan untuk kepentingan produksi semen. Mereka juga diharapkan ikut memperhatikan lingkungan sekitar demi kelangsungan hidup macan tutul di pulau itu.

Soal macan tutul yang masuk kandang ayam di Dayeuhluhur Cilacap, kata Chrys, BKSDA akan membawa macan itu ke Taman Safari Batang untuk mendapatkan perawatan. “Tim Medis sedang melakukan pemeriksaan kesehatan, untuk pemulihan akan dilakukan di Taman Safari Batang,” katanya.

Ia sengaja mengundang dokter ahli dari Bogor agar macan bisa ditangani dengan baik. Pada Semptember tahun lalu, macan yang terkena jerat babi, mati saat dibawa ke Kebun Binatang Serulingmas Banjarnegara. Saat itu, sang macan bahkan menjadi rebutan pejabat yang ingin menjadikan macan itu sebagai koleksi pribadi.

Menurut dia, macan tutul yang terjebak di Dayeuhluhur itu hidup di kawasan hutan milik Perhutani yang berbatasan dengan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Ia akan menyurati Perhutani agar berhati-hati dalam melakukan penebangan.

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan perburuan terhadap satwa di hutan karena hal itu dapat berdampak terhadap ketersediaan makanan bagi macan tutul.

Koordinator Polisi Hutan BKSDA Jateng Seksi Konservasi Wilayah Cilacap-Pemalang, Rahmat Hidayat mengatakan, macan tutul itu memiliki panjang badan 70 centimeter dan berat badan 30 kilogram. “Macan mengalami luka selebar 2-3 centimeter dan panjang 6 centimeter pada bahu kaki kanan depan maupun bahu kaki kanan belakang,” katanya.

Tinggalkan Balasan