Purwokertokita.com – Gerakan Mahasiswa Purbalingga (Gemalingga) mengkritik Bupati Purbalingga, Tasdi yang terkesan gemar mengejar pemecahan Museum Rekor Indonesia (Muri). Terakhir, pada ajang Festival Gunung Slamet (FGS) yang digelar pekan lalu, Bupati mendapatkan dua sertifikat rekor Muri. Masing-masing rekor Penanaman Pohon Suren terbanyak 35.000 bibit menjadi catatan rekor ke-19 dan makan Nasi Jagung 3G sebanyak 5.143 porsi tercatat rekor Muri ke-20.
Majelis Pertimbangan Gemalingga, Dhimas Agung Ramadhan mencatat, selama dua tahun kepemimpinan Bupati Tasdi, Purbalingga berhasil memecahkan Rekor Muri sebanyak 20 kali. Keberhasilan pemecahan rekor ini melampui prestasi Bupati dua periode sebelumnya yaitu Triyono Budi Sasongko selama 10 Tahun menjabat yang telah berhasil memecahkan 17 rekor Muri. Bahkan ada rencana memecahkan 70 rekor selama 10 tahun jika periode kedua Tasdi terpilih lagi jadi bupati.
“Pernahkah kita dari mana sumber anggaran tersebut? Apakah pendaftaran Muri tidak dikenai biaya? Apakah segala sesuatu persiapan untuk memecahkanMuri tidak memerlukan biaya? Berapa waktu yang harus dikorbankan oleh para PNS hanya untuk mengurusi Muri?” tanyanya melalui pesan elektronik yang diterima, Senin (25/9).
Menurut Dhimas, anggaran yang digunakan untuk pemecahan rekor Muri lebih bermanfaat jika dapat digunakan untuk beasiswa bagi siswa Purbalingga untuk kepentingan pendidikan. Tentunya dengan jaminan mereka harus kembali lagi untuk membangun Purbalingga.
Menurut data yang dimilikinya, saat ini Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Purbalingga hanya berada di peringkat 27 dari 35 kabupaten di Jawa Tengah. Kondisi ini berbanding terbalik dengan jumlah rekor Muri yang dipecahkan oleh Pemkab Purbalingga.
“Di samping itu dengan adanya program ini, perhatian PNS Purbalingga mereka menjadi terbagi padahal sebenarnya mereka harusnya lebih fokus pada pelayanan publik karena memang tanggung jawab mereka demikian,” katanya.
Memang, jika melihat dari sudut pandang lain, pemecahan rekor Muri sebenarnya memiliki sisi positif yaitu mampu menambah semangat kebersamaan masyarakat Purbalingga.Namun hal itu harus diimbangi dengan kualitas program yang ingin dipecahkan dalam rekor Muri serta mampu memberikan dampak manfaat bagi masyarakat Purbalingga.
Terkait hal ini, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Purbalingga, Tri Gunawan Setiadi mengatakan, Pemkab Purbalingga menggunakan anggaran promosi potensi daerah untuk biaya pemecahan rekor Muri. Penggunannnya bukan untuk menghamburkan uang tapi efeknya untuk promosi wisata mengundang orang dari luar daerah untuk datang ke Purbalingga. (NS)