Ahmad Tohari Menilai Pemilik Nikahsirri.com Seperti Bocah Baru Nakal

Peristiwa236 Dilihat
Screenshot website nikahsirri.com. (Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Ahmad Tohari, penulis novel Ronggeng Dukuh Paruk, menilai Aris Wahyudi, pemilik nikahsirri.com salah kaprah memaknai novelnya. Aris menulis dalam situs web miliknya tentang lelang perawan salah satunya di Jawa Tengah, yakni tradisi ‘bukak klambu’ yang kisahnya diangkat dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk.

“Aris tidak membaca utuh novel saya. Dia memaknai sepotong-potong,” ujar Ahmad Tohari, Selasa (26/9).

Menurut Tohari, dalam novelnya, tradisi seksual yang pernah terjadi pada masa silam justru membenamkan derajat perempuan. Pesan itu ia sampaikan di akhir novel bahwa wawasan birahi primitif ternyata tak mendatangkan rahmat kehidupan.

“Jelas di akhir novel saya tulis tokoh perempuan Srintil, Ronggeng Dukuh Paruk, justru berada dalam keadaan tanpa martabat kemanusian,” kata Tohari dengan tegas.

Di dalam novel Ronggeng Dukuh Paruk, memang terdapat satu kisah tentang bukak-klambu. Singkatnya bukak klambu adalah tradisi menyayembarakan keperawanan calon rongeng pada siapapun laki-laki yang mampu menyerahkan sejumlah uang yang telah ditentukan oleh dukun ronggeng.

Tokoh dalam novel yang telah diangkat jadi film berjudul Sang Penari itu, Srintil saat menjalani bukak klambu dikisahkan terkena rudapaksa.

“Potongan kisah ini, dikutip oleh Aris Wahyudi semata untuk kepentingan meraih keuntungan,” ujar Tohari.

Tohari meyakini, pandangan Aris soal keperawanan sebagai aset warga miskin mendongkrak derajat perekonomian juga salah kaprah, lewat novel Ronggeng Dukuh Paruk semisal tradisi seksual yang pernah terjadi pada masa silam tak mengijinkan Srintil sebagai ronggeng hidup selayaknya perempuan pada umumnya, bahkan menjadi gila secara mental karena mengidamkan sebuah keluarga.

“Saya melihat Aris seperti bocah baru nakal. Intinya yang saya tegaskan, Aris kurang memaknai secara dalam novel saya,” pungkasnya. (AAR/YS)

Tinggalkan Balasan