PP ISNU; Banyumas Butuh Tol Supaya Maju

Komunitas175 Dilihat
Sekitar 100 tokoh NU beragam latar belakang yang tergabung dalam Komunitas NU Banyumas (KNB), foto bersama usai diskusi ringan dalam silaturahim #2 di RM Red Chili, Pandak, Baturraden, Kamis (1/9). (istimewa/Purwokertokita.com)
Sekitar 100 tokoh NU beragam latar belakang yang tergabung dalam Komunitas NU Banyumas (KNB), foto bersama usai diskusi ringan dalam silaturahim #2 di RM Red Chili, Pandak, Baturraden, Kamis (1/9).
(istimewa/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Kabupaten Banyumas diyakini menyimpan sejuta potensi. Terutama pada tiga bidang utama; perdagangan, pariwisata dan jasa. Dari tiga potensi utama tersebut, ada banyak varian turunan ekonomis-bisnis yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Aksesabilitas, infrastruktur disebut jadi salah satu penyebab.

Demikian, salah satu pemikiran Bendahara Pengurus Pusat Ikatan Sarjana NU (ISNU), Ifan Haryanto. Hal itu disampaikan dalam diskusi terbatas, usai menjadi pemantik diskusi bersama Komunitas NU Banyumas (KNB), Kamis (1/9). Diskusi yang dikemas dalam silaturahim kopi darat (kopdar) sendiri dihadiri sekitar 100 orang tokoh NU beragam latar belakang.

“Selama akses infrastruktur belum mendukung, saya pikir selamanya Banyumas akan begini saja. Misalnya, kita butuh akses tol. Kenapa (tol) setelah sampai Brebes terus ke Pemalang-Pekalongan (Trans Jawa), bukan Banyumas?” katanya setengah bertanya.

Untuk eksplorasi wilayah, sangat diperlukan rekayasa wilayah atau konsep tata ruang kota yang menyeluruh. Sebagai contoh, kata pria kelahiran Kebonkapol, Sokaraja tersebut, apa yang dilakukan di Batu, Malang Jawa Timur. Banyumas, katanya, punya Baturraden, kawasan wisata alam yang tidak ada duanya.

“Misalnya, kalau Purwokerto sudah crowded pindahkan saja perkantoran (termasuk bupati) ke Kalibagor atau Gunung Tugel. Kita konsep yang bagus, visioner dan kajian yang mendalam. Soal anggaran, pasti ada jangan bingung,” kata pria alumnus SMAN 2 Purwokerto tersebut.

Selain Ketua PCNU Bogor, Ifan Haryanto secara kebetulan menempuh S1, S2, hingga S3 bidang planologi, penataan kawasan kota. Land mark, ikon kota, hingga detail enginering design (DED) tata kota sejumlah daerah sudah dia kerjakan. Pria yang menempuh S2 di Inggris tersebut begitu fasih bicara tata kota. Pengalaman berkunjung ke 5 benua juga menjadikannya pribadi yang visioner.

Potensi Masyarakat
Komunitas masyarakat, katanya juga memiliki peran penting dalam pertumbuhan sebuah daerah. Bicara Banyumas, kata Ifan, Nahdlatul Ulama bisa memainkan peran tersebut dengan baik. “NU itu besar. Kalau bersatu dan besar, pasti menjadi berkah bagi banyak orang,” katanya.

Untuk diketahui, KNB merupakan kumpulan warga NU (Nahdliyyin) yang tergabung dalam grup media sosial; whatsapp (WA). Anggota grup berasal dari beragam latar belakang keilmuan dan profesi, struktural dan kultural menjadi satu. Tidak ada sekat dalam grup, sehingga semua bebas berpendapat, sebagai pribadi untuk kemajuan bersama.

Selain Dr Ifan Haryanto, Kopdar KNB II menghadirkan juga Sekretaris MUI Banyumas, Dr Ridwan. Dosen IAIN Purwokerto yang juga Direktur NU Care tersebut memaparkan potensi warga NU Banyumas. Pria yang fokus pada lembaga amal zakat, infak dan sedekah itu melakukan sejumlah terobosan. Memiliki program unggulan; NU Smart, NU Preneur, dan NU Care.

Penggagas KNB, Agus Maryono menyebut ada banyak dampak positif silaturahim yang dirangkai dengan diskusi ringan. Pertemuan pertama dilakukan di Kampung Logawa, Karanglewas. Sebagai wahana diskusi dan mengeluarkan ide-ide baru, silaturahim serupa akan sering digalakkan dengan pemantik berbeda-beda.

“Ada banyak hal serius berawal dari guyonan. Lha KNB ini forum nonformal untuk saling asah-asih-asuh. Hasilnya, tindaklanjutnya, silahkan difollow up masing-masing anggota dengan kapasitas dan fungsinya sendiri-sendiri. Season III semoga bisa menghadirkan angota DPR RI Banyumas-Cilacap,” katanya.

Tinggalkan Balasan