Cara Asik Anggota Pramuka Mengenal Keragaman Hayati

Komunitas, Lingkungan253 Dilihat
Sejumlah Anggota Pramuka Saka Kalpataru Purwokerto sedang belajar mengenali satwa liar, Minggu (20/3). Pengenalan satwa liar sejak dini penting untuk menjaga keragaman hayati dari kepunahan. (Apris Nur Rakhmadani/Purwokertokita.com)
Sejumlah Anggota Pramuka Saka Kalpataru Purwokerto sedang belajar mengenali satwa liar, Minggu (20/3). Pengenalan satwa liar sejak dini penting untuk menjaga keragaman hayati dari kepunahan. (Apris Nur Rakhmadani/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Ada berbagai cara untuk mengenal keragaman hayati, terutama yang ada di Banyumas. Pendidikan sejak dini mengenai keragaman hayati diharapkan bisa mencegah kepunahan yang saat ini mengancam sejumlah satwa di Indonesia.

“Seperti apa bentuk Harimau Jawa? Saya taunya hanya Harimau Sumatera,” ujar salah satu anggota Pramuka Saka Kalpataru Purwokerto, Minggu (20/3) di Markas Besar Saka Kalpataru Kantor Badan Lingkungan Hidup Banyumas.

Yups, Harimau Jawa memang sudah punah. Akibatnya, generasi muda zaman sekarang sudah tidak mengenali rupa kucing besar asli Jawa ini. Mereka bahkan tidak tahu, bahwa Harimau Jawa memang pernah ada di muka bumi ini.

Koordinator Biodiversity Society Banyumas, Apris Nur Rakhmadani yang juga menjadi pemateri diskusi tersebut mengatakan, Pramuka seperti halnya anggota masyarakat yang lain wajib ikut menjaga kelestarian alam. “Saya mencoba mengenalkan keragaman hayati berupa karnivora, mamalia dan burung yang ada di kawasan lereng selatan Gunung Slamet,” katanya.

Apris juga mengajak anggota Pramuka untuk mengikuti pengamatan burung yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Pengamatan tersebut yakni untuk mengenalkan Elang Jawa yang menjadi lambang negara Indonesia yaitu burung Garuda. Elang jawa merupakan spesies burung yang dilindungi yang harus dilestarikan bersama dengan masyarakat. Di lereng selatan Gunung Slamet, tidak hanya elang jawa ada juga Owa Jawa yang merupakan hewan dilindungi.

Masih menurut Apris, kegiatan tersebut tidak hanya untuk mengenalkan keanekaragaman hayati di Banyumas. Apris juga mengajak generasi muda untuk bergabung dengan Biodiversity Warriors melalui website www.biodiversitywarriors.org.

“Dengan bergabung di Biodiversity Wariors, generasi muda dapat mengenal dan mengajak masyarakat seluruh Indonesia untuk berpartisipasi melestarikan keanekaragaman hayati melaui tulisan-tulisan maupun foto,” katanya.

Subarkah Setyonagoro selaku pembina pramuka di Saka Kalpataru sangat mendukung dengan adanya pengenalan tentang keanekaragaman hayati yang ada di Banyumas. “Di dalam buku panduan satuan karya pramuka saka kalpataru terdapat materi krida keankeragaman hayati, jadi diharapkan nantinya ada kegiatan di lapangan untuk mengenal dan berpartisipasi dalam melestarikan keanekaragam hayati yang ada di Banyumas,” katanya.

Tinggalkan Balasan