Purwokertokita.com – Umat Tempat Ibadah Tri Dharma Boen Tek Bio (TITD) Banyumas, akan menggelar kirab budaya, Senin (16/5). Pawai tersebut menandai rasa syukur usai perbaikan kelenteng yang terbakar pada 24 Oktober 2012 silam.
Humas TITD Boen Tek Bio, Sobita Nanda mengungkapkan, pawai budaya ini menjadi puncak rangkaian syukuran peresmian bangunan baru. Sehari sebelumnya, umat bersembahyang bersama para tokoh masyarakat, agama, pejabat dan tamu undangan lainnya.
“Rangkaian sembahyang syukur dimulai Minggu (15/5) pukul 08.00 pagi. Lalu dilanjutkan pemotongan pita kain merah pada papan nama dan patung barongsay. Setelah itu, ada prosesi pemindahan patung para dewa dari Aula menuju ke Gedung Utama Kelenteng yang baru,” kata Sobita, Senin (9/5).
Bupati Banyumas, imbuhnya, bersama sejumlah tokoh agama akan melepas balon vandel di halaman. Masih dalam hari yang sama, dua panggung hiburan untuk rakyat dan tamu undangan yang hadir.
Sobita mengatakan, kirab budaya dimulai pada Senin (16/5) pukul 08.00. Para dewa diarak dengan tandu berkeliling klenteng dan komplek Kota Lama Banyumas.
“Keris Mbah Kuntjung yang menjadi ikon budaya Jawa dan Tionghoa juga ikut diarak. Tandu para suci yaitu Khongco Hok Tek Tjeng Sin (Amurva Bumi), Dewi Kwan Im, Khongco Kwan Kong dan Sakya Muni Sidharta Buddha Gautama akan dikawal oleh 20 kelompok kesenian Banyumasan, tenongan, pasukan abdi dalem Mataram dan Jagabaya. Sinuhun Tedja Wulan juga ikut bergabung naik kereta kencana,” jelasnya.
Dia mengatakan, kemeriahan kirab syukur ini merupakan hasil urun rembug, berupa materi dan rasa keprihatinan masyarakat Banyumas, baik di sekitar kelenteng maupun simpatisan dari daerah lain.
Dikatakan Sobita, pembangunan TITD Boen Tek Bio selesai dalam waktu hampir empat tahun. Dana pembangunan berasal dari umat, tokoh lintas agama, simpatisan, Kementerian Agama RI dan masyarakat.
“Oleh karena itu, kami mengundang lebih dari 1500 orang untuk mengucap syukur bersama. Tidak hanya umat TITD se Jawa dari luar negeri juga sudah menyatakan untuk hadir,” tambahnya.
Pelaku budaya di Kecamatan Banyumas, Kuntarto mengatakan, usai kirab budaya, kegiatan masih dilanjutkan dengan suguhan wayang potehi oleh dalang Sutarto (Keke) dari Gudo, Tulungagung, Jawa Timur. Wayang yang berasal dari tanah Tiongkok ini dipentaskan pada 16-17 Mei malam.
“Kelenteng ini memiliki keunikan adanya pertalian budaya Jawa dan Tionghoa yang sangat kuat. Wayang potehi sengaja dihadirkan karena pelaku seninya hanya tinggal segelintir orang saja,” ucapnya.