Purwokertokita.com – Kebutuhan hunian yang tinggi di Banyumas tidak seimbang dengan ketersediaan lahan memadai. Ketimpangan tersebut, begitu kentara terutama di wilayah Kota Purwokerto sebagai ibu kota kabupaten.
Fakta lain, harga tanah di wilayah Purwokerto semakin mahal. Masyarakat yang ingin memiliki hunian dihadapkan pada harga tinggi, termasuk pengembang yang membutuhkan belanja tanah/lahan. Bupati Banyumas Achmad Husein sudah mempersiapkan sejumlah kebijakan.
“Kalau untuk pemukiman kita arahkan fokus ke selatan. Kita sudah sediakan total ada berapa ribu hektare untuk hunian. Bahkan untuk 50 tahun ke depan,” kata Bupati saat ditanya Purwokertokita.com soal kemungkinan ledakan penduduk.
Kebijakan lain, terkait bangunan vertikal terutama untuk hunian. “Perda untuk apartemen (hunian vertikal) sedang proses. Kemungkinan tahun ini selesai, nanti boleh bangun apartemen,” kata Husein.
Sebagai perangkat hukum dan legalitas, perda sudah mendesak. Mengingat, kata Husein, sudah ada tawaran rumah susun (rusun) dari Kemenpera dan ada pengajuan izin apartemen investor. “Tawaran dari kemnpera belum bisa karena tidak ada perda, dan masih kita kaji pertimbangan sosiologisnya,” katanya.
Menurutnya, sudah ada tiga onvestor mengajukan izin. “Yang satu lokal (Banyumas) yang dua luar kota. Karena belum ada perda jadi masih menunggu,” imbuh Husein lagi.
Terpisah, Manajer Marketing Imperium Purwokerto, Gaddafi menilai hunian vertikal di Purwokerto sudah bisa diterima. “Purwokerto itu pendatangnya banyak dan butuh hunian. Model apartemen, itu saya pikir sudah bisa diterima. Indikasinya, hunian premium harga miliaran juga sudah terserap,” katanya ditemui disela-sela REI Expo 2016 di Depo Pelita Sokaraja.
Lokasi strategis, katanya tetap dipilih terutama dengan kemudahan akses. “Tanah sekarang mahal. Solusinya memang bangunan vertikal, jadi hitungannya masuk secara bisnis. Apalagi wilayah kampus, dimana pendatangnya banyak harga tanahnya sanga tinggi,” imbuhnya.