Purwokertokita.com – Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Cilacap, Jawa Tengah mendorong batik tulis Cilacap yang menggunakan bahan pewarna dari tumbuh-tumbuhan merambah pasar internasional.
Kepala Disperindagkop Cilacap, Dian Arinda Murni mengatakan ada lima sentra batik tulis tradisional di Cilacap. Salah satunya, batik Rajasa Samas, sudah berhasil mengekspor dengan jumlah terbatas lantaran produksinya yang masih minim.
“Batik Cilacap, kita ada lima sentra. Kita dorong semua terus. Satu sudah berhasil ekspor dalam skala kecil, tapi pasarnya dia lumayan bagus,” katanya.
Pihaknya mendorong agar sentra batik lainnya terpicu untuk meningkatkan kualitas agar bisa bersaing di pasar ekspor dan memenuhi permintaan luar negeri.
“Kita fasilitasi pameran di dalam dan luar negeri. Terus kita masukkan dalam event-event iklan. Di Cilacap itu kita perkuat terus dari sisi kulaitasnya,” jelasnya.
Dian Arinda Murni menambahkan, batik di rumah produksi Cilacap banyak yang menggunakan tumbuhan sebagai bahan pewarna alami. Beberapa tumbuhan yang digunakan antara lain, teh, alpukat dan jati.
Kata dia, batik colet sudah tembus ekspor ke 15 negara dalam jumlah terbatas, antara lain Spanyol dan Turki.
Batik khas Cilacap diklaim mampu bersaing dengan daerah penghasil batik lainnya di dalam negeri seperti Yogya, Solo, dan Pekalongan.