Bank Indonesia Buat Demplot Bawang Putih Untuk Kendalikan Inflasi

Bisnis341 Dilihat
Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga menanam bibit bawang putih di demplot yang berada di kawasan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Purbalingga. (sumber: Humas Purbalingga).
Bupati dan Wakil Bupati Purbalingga menanam bibit bawang putih di demplot yang berada di kawasan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Purbalingga. (sumber: Humas Purbalingga).

Purwokertokita.com – Inflasi yang terjadi di sejumlah daerah wilayah Eks Karesidenan Banyumas ipengaruhi melonjaknya harga kebutuhan bahan pokok seperti bawang putih.

Kondisi tersebut membuat kantor perwakilan (KPw) Bank Indonesia Purwokerto berkomitmen membantu budidaya bawang putih untuk kelompok tani Giri Waluyo Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Purbalingga, Jawa Tengah.

“Kita memulai budidaya bawang putih sebagai salah satu komoditas yang besar pengaruhnya terhadap inflasi,” ujar Kepala KPw Bank Indonesia Purwokerto, Ramdan Deny Prakoso, Kamis (2/6).

Langkah tersebut, sekaligus untuk mengembangkan kembali bawang putih yang pernah menjadikan Jawa Tengah sebagai produsen terbesar komoditas tersebut di era 1980-1990’an.

“Ini akan menjadi langkah awal agar kita bisa kembali lagi menjadi tuan rumah di negeri sendiri dalam soal bawang putih,” ujarnya.

Demplot bawang putih di Desa Kutabawa merupakan kali kedua yang dikembangkan KPw Bank Indonesia Purwokerto, setelah sebelumnya dibangun satu demplot di Banjarnegara.

Anggaran untuk pembuatan dua demplot tersebut mencapai Rp 50 juta untuk pelatihan petani di Temanggung dan juga pembiayaan sarana produksi.

Dengan memanfaatkan lahan seluas 5 ribu meter persegi di Desa Kutabawa, diharapkan bisa menghasilkan empat hingga lima ton bawang putih premium dengan harga saat ini mencapai Rp 40 ribu per kilogram.

Sementara itu, Bupati Purbalingga Tasdi berharap program ini bisa memberdayakan warga Purbalingga. Selain itu, ia berjanji akan meneruskan program tersebut, jika dampaknya dirasakan oleh petani bawang putih.

“Jika nanti hasilnya bagus, akan kita tingkatkan. Tak hanya berasal dari inisiasi BI, tetapi juga pengembangan oleh pemerintah daerah dan petani,” katanya.

Tinggalkan Balasan