Pusat Produk UMKM Pratistha Harsa Sepi Pengunjung

Bisnis201 Dilihat
Produk UMKM Banyumas yang dipasarkan di pusat UMKM Pratistha Harsa. (Yudi Setiyadi/Purwokerto Kita)
Produk UMKM Banyumas yang dipasarkan di pusat UMKM Pratistha Harsa. (Yudi Setiyadi/Purwokerto Kita)

Purwokertokita.com – Pusat produk UMKM Banyumas yang berlokasi di Blok A Pasar Kuliner dan UMKM Pratistha Harsa Purwokerto sepi pengunjung. Wadah yang digadang-gadang menjadi pusat oleh-oleh produk lokal Banyumas ini, belum banyak dilirik oleh masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Kota Purwokerto.

Banyak calon pembeli yang berpikir barang di sini harganya mahal, tapi sebenarnya tidak,” ungkap Tri Asih Setyorini (25), kasir di pusat produk UMKM Pratistha Harsa, selasa (03/11).

Ketidaktahuan masyarakat dan wisatawan tentang pusat produk UMKM Pratista Harsa dinilai karena lemahnya promosi yang dilakukan. Tempat ini pun belum menjadi rekomendasi pusat oleh-oleh bagi wisatawan yang berkunjung ke Purwokerto.

Belum pernah ada tamu yang saya bawa ke Pratistha Harsa,” tutur Wiwit Yuni, pegiat pariwisata Banyumas yang selama ini sering mendampingi wisatawan dari luar daerah dan wisatawan asing.

Baca juga : Enam Kuliner Ayam Paling Diburu di Purwokerto

Lemahnya promosi juga dianggap menjadi alasan sebagian pelaku UMKM memutuskan menarik barang produksinya dari Pratistha Harsa. Mereka yang awalnya ikut menitipkan produk di Pratistha Harsa, merasa tempat ini sepi, hingga memilih menarik produknya.

Arief Burhanudin (33), produsen kaos khas Banyumas Dablongan Clothing, mengaku sudah tidak lagi menitipkan kaos produksinya di Pratistha Harsa. “Kaos-kaos produk saya sudah saya tarik dari sana,” ungkapnya.

Menurut Arief, potensi pengembangan Pusat Kuliner dan UMKM Pratistha Harsa masih bagus, tetapi promosinya yang harus lebih dikuatkan lagi. “Harga produk di Pratistha Harsa sama dengan harga dari kita, harusnya promosinya yang lebih dikuatkan lagi”.

Kerjasama dengan biro wisata dan memanfaatkan pemasaran online dianggap perlu jika ingin menarik minat banyak pengunjung. Jika terus-terusan sepi, dikhawatirkan akan banyak pelaku UMKM yang menarik kembali produknya.

Harus ditunjang website dan sosial media untuk lebih menguatkan promosinya,” pungkas Arief.

Yudi Setiyadi

Tinggalkan Balasan