Mahalnya Harga Beras Sumbang Inflasi di Purwokerto

Bisnis183 Dilihat
gambar ilustrasi pixabay.com

Purwokertokita.com – Tingginya harga beras akhir-akhir ini turut menyumbang inflasi sebesar 0,82 persen selama bulan Januari. Besaran angka ini lebih tinggi daripada inflasi di Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,88 persen dan nasional 0,62 persen.

Kepala BPS Kabupaten Banyumas, Edy Aprotuwiyono mengemukakan, pada awal tahun 2018, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyumas, Purwokerto mengalami inflasi 1,29 persen.

Selain beras, ada sembilan komoditi lain yang turut menyumbang inflasi.

“Untuk penyumbang inflasi Januari 2018 terbesar lainnya ada daging ayam ras 0.09 persen, nasi dengan lauk dan air kemasan masing-masing 0,07 persen. Selain itu juga ada jeruk 0,05 persen, cabai rawit 0,04 persen, serta kangkung, pepaya, dan bensin masing-masing 0,03 persen,” terangnya, Kamis (1/2).

Sebaliknya, kata Edy, komoditas yang memberi andil deflasi antara lain bawang merah -0,023 persen, telur ayam ras -0,024 persen, tarif kereta api -0,022 persen, kacang panjang -0,01 persen dan gula pasir -0,01 persen.

Dia mengatakan, angka inflasi di Purwokerto lebih tinggi dibandingkan dengan enam kota lain di Jawa Tengah. Tertinggi kedua setelah Kabupaten Cilacap yang mengalami inflasi 1,33 persen.

“Soal tingginya harga beras tetapi persediaan mencukupi, kami masih melakukan pantauan bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Banyumas,” tambahnya.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian (Dinpertan) Kabupaten Banyumas, Widarso mengklaim pasokan untuk distribusi beras di Banyumas masih dikatakan cukup, meskipun harganya relatif mahal di pasaran. Menurut dia, hal ini menjadi fenomena yang unik.

“Persediaan beras di Banyumas tidak hanya dari petani lokal tetapi juga impor dari berbagai daerah lainnya. Untuk stok beras, beberapa wilayah pun juga mengambil dari Banyumas,” katanya.

Di samping itu menurut Widarso, persediaan beras di Bulog Subdivre Banyumas pun masih cukup. Namun, sebagian besar masyarakat lebih memilih membeli beras di luar itu meskipun harga yang dibanderol lebih tinggi.

Dia memperkirakan panen beras tahun ini pada Januari hingga Februari seluas 22 ribu hektar sawah. Dan pada Januari ini, sudah dipanen seluas lima ribu hektar sawah, dengan rata-rata panen berkisar enam ton per hektar.
(NS)

Tinggalkan Balasan