Purwokertokita.com – Bertingkat dua dengan aliran yang berbeda serta ketinggian yang berbeda pula, diapit oleh perkebunan cengkeh dan perkebunan karet, serta memiliki debit aliran air yang tidak terlalu deras karena berada di sungai kecil. Itulah sedikit gambaran tentang Curug Goa yang berada di Desa Karangsalam Kecamatan Kemranjen, Banyumas.
Sebuah curug bertingkat dua yang memiliki ketinggian sekitar 15 meter, yang dibagi menjadi dua tingkat aliran yang berbeda. Pada tingkat atas yang memiliki ketinggian sekitar 10 meter memiliki aliran air yang merambat pada dinding curug, sedangkan pada tingkat bawah yang memiliki ketinggian sekitar 5 meter memiliki aliran yang sedikit lebih deras dengan air langsung jatuh ke kolam.
Romadlon Arif, warga Alasmalang menjelaskan tentang penamaan curug tersebut. “Curug ini dinamakan Curug Goa oleh warga sekitar karena memiliki dua buah goa yang ada pada dinding curug,” kata Arif.
Satu goa berada pada dinding sebelah timur curug, satu goa lagi berada pada dinding tingkat bawah curug. Goa-goa tersebut cukup dangkal, hanya memiliki kedalaman sekitar 3 meter.
Sementara itu, Setiyadi, pengunjung dari Purwokerto, mengungkapkan tentang suasana Curug Goa masih asri. “Suasananya masih asri. Tebingnya terdiri dari batuan cadas dan tanah, serta ditumbuhi tanaman liar. Di sini juga terasa sepi dan damai,” katanya.
Pemandangan perkebunan cengkih, singkong dan karet membuat nuansa alamnya begitu terasa,” kata Setiyadi yang mendapatkan informasi tentang Curug Goa dari Arif.
Warna air sedikit cokelat muda dikarenakan dasar curug merupakan perpaduan antara tanah dan bebatuan. Kedalaman kolam curug tersebut tidaklah terlalu dalam, sekitar 2 hingga 3 meter, sehingga pengunjung masih bisa mandi di kolam tersebut. Untuk tempat istirahat, pengunjung bisa duduk di bebatuan besar yang ada di sekitar curug sembari menikmati suasana Curug Goa.
Curug Goa yang berlokasi di sebelah barat daya Desa Karangsalam, atau sebelah barat perbatasan dengan Desa Alasmalang, tidak terlalu jauh dari pemukiman penduduk terdekat. Jarak dari pemukiman penduduk sekitar 300 meter. Selain dekat dengan pemukiman penduduk, lokasi Curug Goa juga lebih mudah dijangkau oleh pengunjung.
Lokasi yang berada tidak terlalu jauh dari jalan alternatif Wijahan menuju Banyumas melalui Balai Desa Karangsalam, membuat pengunjung bisa dengan mudah mencapai lokasi Curug Goa. Bagi pengunjung yang membawa kendaraan sendiri dari arah utara (Purwokerto, Banyumas, Banjarnegara), bisa melalui jalur alternatif menuju Kemranjen. Pada perempatan Karangsalam, ambil kanan menuju SMPN 2 Kemranjen hingga batas desa. Perjalanan membutuhkan waktu sekitar 20 menit.
Sementara pengunjung dari arah selatan, bisa mengambil jalur alternatif Wijahan – Banyumas, kemudian di perempatan pasar kecil Murya, ambil arah kiri kemudian kanan. Jalan hingga batas desa. Dari arah selatan hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit. Para pengunjung bisa menitipkan kendaraan mereka di rumah-rumah warga sekitar.
Untuk menuju curug, pengunjung masih harus berjalan kaki menyusuri jalan setapak yang sudah disemen hingga tiba di perkebunan cengkih. Setelah itu, pengunjung harus menuruni jalan tanah yang sudah sedikit tertata dengan adanya tangga tanah. Pemandangan perkebunan karet di seberang menjadi panorama perjalanan menuruni lereng yang memiliki kemiringan hingga 60 derajat tersebut.
Sesampainya di dasar, pengunjung akan disambut oleh aliran sungai dari Curug Goa. Aliran sungai kecil yang dangkal dan memiliki aliran yang tidak deras. Pengunjung bisa langsung menikmati suasana Curug Goa sembari beristirahat.
Arif menambahkan, keindahan Curug Goa merupakan potensi wisata yang dimiliki oleh Desa Karangsalam selain wisata Durian Tiba Asli. “Sayangnya potensi Curug Goa masih belum tergarap dengan baik, serta masih kurang dalam promosinya. Sehingga curug ini masih sepi pengunjung karena belum terpublikasi dengan baik,” tutur Arif yang rumahnya tidak terlalu jauh dari Curug Goa. (Estiko)