Tidak Ada Papan Penunjuk Arah, Pengunjung Festival Rewandha Bojana Kebingungan

Lingkungan, Wisata183 Dilihat
Arak-arakan gunungan berisi buah dan sayur yang akan menjadi rebutan para kera pada acara Festival Rewandha Bojana di Desa Cikakak, Wangon, Banyumas (Yudi Setiyadi/Purwokertokita.com)
Arak-arakan gunungan berisi buah dan sayur yang akan menjadi rebutan para kera pada acara Festival Rewandha Bojana di Desa Cikakak, Wangon, Banyumas (Yudi Setiyadi/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Tidak adanya papan penunjuk arah yang menunjukan jalan menuju komplek Masjid Saka Tunggal, tempat diadakannya Festival Rewandha Bojana, minggu (01/11), membuat banyak pengunjung kebingungan.

Bukan hanya pengunjung lokal dari daerah banyumas saja yang kebingungan, Rahmono (48), pengunjung dari Ciamis kebingungan saat akan menuju lokasi diselenggarakannya festival memberi makan kera ini. “Saya bolak-balik di jalan raya dan harus bertanya pada beberapa orang, sempat putus asa karena tidak ketemu-ketemu lokasi ini,” ungkap Rahmono yang sengaja datang dari Ciamis untuk menyaksikan Festival Rewandha Bojana.

Baca juga : Kera Rebutan Gunungan Buah di Festival Rewandha Bojana

Perhelatan perdana festival memberi makan kera di Desa Cikakak, Wangon, Banyumas menjadi magnet bagi banyak wisatawan untuk menyaksikan atraksi wisata yang tergolong unik ini. Namun, persiapan panitia terkesan belum matang, sehingga banyak pengunjung yang kebingungan.

“Selain tidak ada papan penunjuk arah, tidak adanya pembatas antara penonton dengan kera-kera saat acara rebutan gunungan membuat para kera enggan mendekat,” tutur Nugroho Pandhu Sukmono, pengamat pariwisata Banyumas.

Festival memberi makan kera yang digagas oleh Aliansi Pariwisata Banyumas dan masyarakat penyangga sekitar Masjid Saka Tunggal, menjadi atraksi wisata yang unik dan belum ada di daerah lain. Sejatinya acara ini bisa menjadi ikon baru yang bisa mengangkat pariwisata di wilayah Banyumas barat.

Para pengunjung berharap jika tahun depan akan diadakan acara serupa, pengemasan acara diharapkan lebih matang lagi sehingga pengunjung tidak kecewa. “Kalau bisa acaranya tidak molor seperti ini, dan antara pengunjung dengan kera diberi pembatas, akan lebih baik kalau untuk pengunjung disediakan lokasi sendiri,” tutur Kukuh Sukmana Hasan Surya (26), salah satu pengunjung yang juga penghobi fotografi dari Purwokerto.

Yudi Setiyadi

Tinggalkan Balasan