Purwokertokita.com – Sebentar lagi Kabupaten Banyumas menggelar hajat pemilihan pemimpin. Calon pimpinan haruslah orang yang memiliki keistimewaan tertentu.
Demikian pula dengan Kabupaten Banyubersih yang digambarkan dalam pementasan Dalang Jemblung “Olih Dewandaru” di Pendapa Soeparjo Rustam, Kecamatan Sokaraja, Banyumas, Sabtu (21/4) malam. Pentas ini mengisahkan kesibukan para wayang saat hendak memilih pimpinan daerahnya.
Suatu ketika, Mbah Semar dan Dalang Jemblung Agung Wicaksono tengah kebingungan. Mereka mengadakan pertemuan guna membahas persiapan bakal calon yang hendak diajukan.
Sang dalang berkeluh kesah, lantaran tak ada calon yang siap. Keduanya terpaksa harus memanggil para tokoh wayang untuk mengikuti pemilihan pemimpin.
Gareng, Petruk, Bawor hingga Aurat Kasih yang diperankan Komunitas Penggerak Sosial dari IAIN Purwokerto, dirayu agar berkenan menjadi bakal calon. Mereka juga menyiapkan visi misi yang harus dipaparkan pada hari kampanye.
Akan tetapi, harapan Ki Dalang dan Mbah Semar pupus. Para calon lebih mirip “bakul obat” yang mengumbar janjinya.
Di bagian akhir pentas, mereka pun menggelar ritual agar mendapatkan wangsit untuk memilih pemimpin yang tepat. Dewandaru turun dalam bentuk dua seniman, Djoni Njonte dan Titut Edi Purwanto.
“Pemimpin itu harus memiliki syarat khusus. Seperti tidak sombong, tidak mencuri, tidak dengki, harus peduli masyarakat dan lainnya,” kata Titut.
Dalang pentas sekaligus sutradara, Agung Wicaksana mengatakan, pementasan ini dikemas dengan alur cerita yang lebih modern, tanpa meninggalkan pakem aslinya. Meski mengusung tema memilih pemimpin, namunm pentas ini bukan merupakan pesanan para pasangan calon.
“Ini murni pentas, tidak berbau politik praktis,” kata dia.
Sementara itu, Kabid Kebudayaan Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (Dinporabudpar) Banyumas, Deskart Sotyo Jatmiko mengatakan, pementasan dalang jemblung kontemporer garapan Agung Wicaksono ini kurang menggarap sisi pakem “dalang jemblung”. Alur cerita nampak lebih kental nuansa teatrikalnya.
“Ini pentas dalang jemblung, artinya ada unsur wayangnya. Nah, ke- jemblungan-nya itu yang kurang digarap,” ujarnya. (NS)