Pemerintahan Husein-Budhi Tidak Memuaskan

Peristiwa160 Dilihat
Swadesi Institute saat melakukan publikasi hasil survei di RM LuRi Resto, Jalan Pungkuran, Purwokerto, Kamis (18/2). (Djito El Fateh/Purwokertokita.com)
Swadesi Institute saat melakukan publikasi hasil survei di RM LuRi Resto, Jalan Pungkuran, Purwokerto, Kamis (18/2).
(Djito El Fateh/Purwokertokita.com)

Purwokertokita.com – Memasuki tahun ketiga kepemimpinan Bupati Ir Achmad Husein dan Wakil Bupati dr Budhi Setiawan, para pemimpin opini (opinion leader) di Banyumas melihat belum ada prestasi yang telah diraih. Sebaliknya, kepemimpinan yang di usung koalisi Partai PDI Perjuangan dan PPP dalam Pilkada 2013 itu
dinilai tidak kompak.

Hasil Survei opinion leader Swadesi Institute menunjukkan, angka ketidakpuasan terhadap pemerintahan Husein Budhi mencapai 50 persen. Sementara 46 persen diantaranya, mengaku puas. Uniknya, faktor kepuasaan juga dibangun bukan atas dasar landasan prestasi pemerintah saat ini. “Salah satunya, kepuasan pada sektor infrastruktur yang melihat keberhasilan pembangunan Bupati hari ini hanya melanjutkan program Bupati sebelumnya saja,” ungkap Direktur Swadesi Institute, Irfan Fathurohman pada release di RM LuRi Resto Purwokerto, (18/2).

Untuk rate kegagalan, hasil survei pada kategori kepemimpinan mencapai 35,81 persen. Angka tersebut jauh lebih besar dari rate kepuasan pada kategori kepemimpinan yang hanya 2,59 persen. “Bahasa mudahnya, yang menilai gagal memimpin mencapai 35 persen lebih sementara yang menilai berhasil memimpin hanya 2,59 persen. Ini tentu temuan yang harus diperhatikan,” kata Irfan menambahkan.

Swadesi Institute mengambil acak 50 orang (sampel) dari 100 opinion leader di Banyumas. Masing-masing berasal dari beragam profesi, mul

ai dari akademisi (10 orang), LSM (10 orang), tokoh masyarakat (10 orang), mahasiswa (10 orang), dan jurnalis (10 orang). Lima kategori itu dinilai selama ini menjadi opinion leader, atau orang-orang yang memiliki kekuatan membentuk opini di tengah masyarakat.

“Adapun fokus survei meliputi bidang infrastuktur, pendidikan, ekonomi, kesehatan, pelayanan publik, pembangunan SDM, sosial dan kepemimpinan. Dari delapan kategori tersebut, lebih dari separuh angka kegagalannya lebih tinggi dari keberhasilan,” kata mantan aktivis kampus tersebut.

Lengkapnya, faktor yang mempengaruhi keberhasilan, Infrstruktur 35,06 persen, Pendidikan 9,09 persen, Ekonomi 1,29 persen, Kesehatan 14,28 persen, Pelayanan publik 9,09 persen, Kepemimpinan 2,59 persen, Pembangunan SDM 2,59 persen, Sosial 1,2 persen dan Tidak menjawab 24,67 persen. Sedangkan pada kegagalan kepemimpinan Husein – Budhi oponion leader menjawab pada bidang Infrstruktur 8,64 persen, Pendidikan 11,11 persen, Ekonomi 8,64 persen, Kesehatan 7,41 persen, Pelayanan publik 4,93 persen, Kepemimpinan 35,81 persen, Pembangunan SDM 7,41 persen, Sosial 4,93 persen dan Tidak menjawab 11,11 persen.

Publikasi hasil survei juga menghadirkan Ahmad Sabiq, akademisi Unsoed dan Barid Hardiyanto, pengamat kebijakan publik sebagai pembedah. Hadir juga politikus PDI Perjuangan Jarot C Setyoko, sesepuh Marhaenis Mbah Koyo, mahasiswa dan jurnalis. Secara detil, Swadesi Institute memberikan sejumlah catatan pada masing-masing kategori. “Tahun 2016 ini adalah survei lanjutan ketika 2014 lalu. Survei yang sama, metode sama, koresponden sama dan pembedahnya juga sama,” imbuh Irfan lagi.

Tinggalkan Balasan