Ngelik, Tradisi Salawatan dengan Nada Ngerock yang Hampir Punah

Peristiwa443 Dilihat

Pelestarian tradisi Ngelik di BanjarnegaraPURWOKERTOKITA. COM, BANJARNEGARA-Senandung salawat terdengar menggema dari sebuah rumah di Kecamatan Karangkobar. Kedengarannya tak biasa. Generasi milenial pasti asing dengan alunan lagu itu. Nadanya melengking seperti menyanyikan rock, namun berisi puji-pujian.

Inilah Ngaklik, kesenian tua yang hampir punah.Pemain atau pelantunnya hanya tinggal segelintir orang. Mereka pun rata-rata sudah berusia senja. Tradisi ini terancam tidak ada penerusnya.

Ngelik adalah seni melantunkan salawat diiringi rebana dengan nada tinggi.  Di tengah ancaman kepunahannya itu, beruntung masih ada orang-orang yang berusaha melestarikannya.

Ini yang menggerakkan Program Organisasi Penggerak (POP) dan Yayasan Sahabat Muda Indonesia (YSMI)  mendokumentasikannya dalam media audio visual.

Instruktur POP YSMI Aziz Arifianto mengatakan, anggota kelompok Ngelik sudah banyak yang dimakan usia. Di Kecamatan Karangkobar, ia menyebut hanya ada 5 orang berusia renta yang masih melestarikan seni itu. Mereka masih sering memainkan kesenian itu di sela waktu luang mereka.

Kesenian ini sepertinya memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Ini terlihat dari nada-nada tinggi yang dilantunkan. Serta diiringi alat musik berupa terbang dan kendang yang menjadi karakteristik Ngelik.

“Mungkin itu yang menyebabkan hampir tidak ada generasi muda yang tertarik melestarikan Ngelik”katanya (JAC)

Tinggalkan Balasan