Oleh: Ir Alief Einstein MHum, Koordinator Sistem Informasi Unsoed
PURWOKERTOKITA.COM, PURWOKERTO – Malam Anugerah Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI) 2021 yang digelar di Jakarta Convention Center dengan protokol kesehatan ketat Rabu (10112021) malam. Subtema Festival FFI 2021 kali ini “Beralih Masa, Bertukar Rasa Film Indonesia”.
Pada FFI 2021 Hariyadi SSos MA PhD ditunjuk sebagai Dewan Juri Kategori Kritik Film. Alumni S2 Master of Arts in Sociology Lancaster University, Inggris ini memaparkan Festival Film Indonesia 2021 kali ini mengusung tema yang menarik, yaitu “Sejarah Film dan Media Baru”.
Tema ini tak lepas dari hal-hal baru pada festival tahun ini. Dari segi tema, film-film yang bersaing pada ajang ini membawa banyak hal baru secara narasi tanpa mengabaikan pencapaian artistiknya.
Selain itu film-film yang muncul di sepanjang tahun ini (dan juga tahun sebelumnya) juga banyak yang disirkulasikan melalui media baru yaitu secara digital yang sekaligus juga merupakan respon atas pandemi Covid-19.
Di samping itu FFI pada tahun 2021 ini menurut alumni S3 University of Western Australia itu juga melibatkan asosiasi-asosiasi ekosistem perfilman secara lebih luas dalam sistem penjurian dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. FFI 2021 juga memunculkan kembali kategori yang selama 3 tahun sebelumnya ditiadakan, yaitu kritik film.
Hariyadi,S.Sos,M.A,Ph.D. yang juga Sekretaris Jurusan Sosiologi FISIP Unsoed menjelaskan bahwa dalam hal kritik film, Panitia Tetap FFI 2021 yang dipimpin Reza Rahardian menunjuk Asosiasi Pengkaji Film Indonesia (KAFEIN) untuk menjalankan penjurian pada bidang tersebut.
Hariyadi sebagai anggota Asosiasi Pengkaji Film Indonesian (KAFEIN) ditunjuk bersama dengan sejumlah anggota lainnya untuk menjadi Dewan Juri Kategori Kritik Film. Dalam proses penjurian, dari 156 karya kritik film ternyata ada sejumlah karya yang berbentuk non tulisan yaitu berupa video.
Setelah melakukan kurasi, dari 156 dikerucutkan menjadi daftar pendek sebanyak 15 karya, dan dari 15 karya munculah daftar nominasi sebanyak 5 karya.
“Salah satunya ditetapkan sebagai pemenang, yaitu Going Gaga Kejahanaman tulisan Kukuh Yudha Karnanta dari Unair,” ujar dia.
Hariyadi dan dewan juri Kategori Kritik Film juga mengusulkan perlunya apresiasi khusus bagi karya kritik film non tulisan.
“Panitia Tetap FFI memutuskan untuk menyetujui usulan kami dan memberikan Special Mention kepada video Ali dan Ratu-ratu Queens: Keluarga Nuklir dan Jejak “American Dreams” karya Aulia Adam yang dimuat di kanal YouTube Tirto.id,” kata Hariyadi.
Hariyadi menambahkan meskipun ada banyak hal baru, namun FFI tak lepas dari sejarah perfilman Indonesia itu sendiri. Hal ini terlihat dari diusulkannya insan perfilman Indonesia H.Usmar Ismail, Bapak Perfilman Indonesia, sebagai Pahlawan Nasional.
Tanggal pelaksanaan FFI 2021 yaitu 10 November malam hari sengaja dipilih terkait dengan momentum Hari Pahlawan. Presiden RI, Joko Widodo, pada pagi harinya mengumumkan nama-nama para pahlawan nasional yang baru, termasuk H Usmar Ismail.