Purwokertokita.com – Puluhan siswa dari delapan Sekolah Dasar di Purbalingga mendapatkan kesempatan yang langka, mereka mempelajari pembuatan film animasi yang biasanya hanya mereka tonton. Mereka mengikuti workshop animasi dalam rangkaian Festival Film Purbalingga (FFP) 2017 di Operational Room, komplek Pendapa Kabupaten Purbalingga, Rabu (2/8).
Gelaran yang bekerjasama dengan Hizart Studio ini, puluhan pelajar SD belajar membuat film animasi. Dimulai dari menggambar pada kertas hingga mengolahnya pada software khusus.
Pembuat film animasi ‘Roda Pantura’, Hizkia Subiyantoro mengatakan, membuat animasi sebenarnya sangat mudah. Hanya dengan menggunakan alat sederhana seperti telepon pintar yang digenggam setiap hari.
“Animasi sangatlah ramah kepada semua usia, bahkan siswa SD pun bisa membuat dan ide yang mereka ciptakan juga sangatlah luar biasa,” ujar Hizkia.
Menurut Hizkia, pada tahap pertama, pelajar ini belajar membuat animasi dengan durasi beberapa detik saja. Satu detik, rata-rata berisi 24 gambar frame. Setiap gambar yang dilukis anak-anak tersebut lalu difoto dan digabungkan dengan software di telepon pintarnya.
“Standar satu detik animasi itu ada 24 frame. Setelah di foto, digabungkan menjadi gambar bergerak dengan aplikasi stopmotion yang ada di telepon pintar,” tambahnya.
Panitia FFP 2017, Canggih Setyawan mengatakan, biasanya FFP hanya menyuguhkan pemutaran film animasi dan film anak untuk program anak-anak. Tahun ini, pihaknya menghadirkan animator untuk berbagi ilmu kepada generasi muda.
“Kerja kreatif seperti animator masih jarang dilirik oleh generasi muda. Oleh karena itu, kami mengenalkan sejak dini agar anak-anak tidak hanya bisa menonton, tapi juga bisa membuat animasi,” katanya.