Purwokertokita.com – Peningkatan kasus HIV/AIDS di Kabupaten Purbalingga menjadi keprihatinan tersendiri bagi Pemerintah Kabupaten Purbalingga. Pasalnya, bukan hanya jumlah kasus yang terus meningkat, adanya pergeseran faktor risiko juga membuat miris.
Menurut data Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Purbalingga, pada kurun 2010 – 2016 di kabupaten Purbalingga terdapat 168 kasus HIV/AIDS di mana 14 penderita di antaranya meninggal dunia. Sedangkan pada Januari – Oktober 2017 ini terdapat 60 kasus dengan 12 di antaranya meninggal dunia.
Faktor risiko HIV/AIDS pada 2017 juga mengalami pergeseran. Pada kasus-kasus sebelumnya faktor risikonya lebih pada kaum heteroseksual. Namun pada 2017 ini ada pergeseran di mana banyak ditemukan kasus HIV/AIDS pada kaum lajang, yakni pada anak usia produktif yang berumur antara 18 – 26 tahun.
Wakil Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi mengatakan, kondisi ini menjadi keprihatinan bersama semua stakeholder karena kasus HIV/AIDS sejatinya seperti fenomena gunung es. Kondisi yang terpantau hanya di permukaannya saja dan dimungkinkan kondisi yang sesungguhnya jauh lebih banyak daripada yang terpantau.
“Saya yakin masih banyak penderita HIV/AIDS di luar data yang belum terdeteksi. Ini harus kita cari. Karenanya tahun ini kita lakukan pekan pelayanan HIV, untuk mencari penderita lain agar perkembangan virus HIV bisa ditekan sekaligus untuk melakukan deteksi dini,” ujar Tiwi saat memberikan sambutan pada acara Peringatan Hari AIDS Sedunia di Pendapa Dipokusumo, Kamis (30/11).
Tiwi juga meminta kepada para kader kesehatan, kepala Puskesmas dan KUA agar deteksi dini HIV/AIDS juga digalakan kepada para catin (Calon Pengantin). Di samping itu, setiap ibu hamil di premester awal (3-4 bulan kehamilan) juga dihimbau untuk melakukan tes HIV yang sudah bisa dilakukan di semua layanan kesehatan
“Kemarin kami bahkan menemukan banyak balita dan bayi yang terinfeksi HIV dari ibunya. Saat pemantauan pekan layanan HIV/AIDS kemarin saya menemukan 22 balita dan 10 bayi terinfeksi HIV. Sungguh saya sangat miris,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris KPAD Purbalingga, Heni Ruslanto menuturkan, peringatan Hari AIDS Sedunia kali ini lebih difokuskan pada upaya deteksi dini melalui kegiatan Pekan Layanan Kesehatan khususnya layanan VCT atau tes HIV/AIDS.
Kegiatan tersebut telah dilaksanakan sejak 27 November dan akan berakhir pada 2 Desember, pada semua layanan kesehatan masyarakat seperti 22 Puskesmas, laboratorium kesehatan, RSUD dr R Goeteng Tarunadibrata dan semua rumah sakit non pemerintah.
“Sampai Rabu (29/11) berhasil melakukan tes kepada 1.159 orang secara sukarela terdiri dari masyarakat umum, catin, ibu hamil dan kalangan aparatur. Di antaranya, terdapat hasil tes yang reaktif sebanyak 3 orang,” katanya. (YS)